BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Hormon adalah zat yang disekresikan oleh kelenjar endokrin
(seperti kelenjar, hipotalamus, hipofyse, epifise di otak, kelenjar kelamin
testes di pria dan ovarium di wanita, kelenjar anak ginjal, tiroid, para
tiroid di leher, dan kelenjar pankreas di dekat lambung), masuk langsung ke
aliran darah guna memberikan efek fungsi kerja yang normal kepada organ yang
memerlukannya
Penggunaan Obat Hormon:
- Guna menggantikan (substitusi) kekurangan yang terjadi akibat hipofungsi
- Kelenjar endokrin, seperti : Kekurangan insulin pada hipofungsi pankreas & Kekurangan estrogen setelah masa menopouse
Tetapi
yang terbanyak adalah penggunaan untuk tujuan terapi tertentu seperti :
- Kotikosteroid untuk mengatasi peradangan
- Hormon kelamin wanita untuk pil anti hamil
Dulu
langsung diambil dari kelenjar hewan (sapi, babi, domba) yang dikeringkan. Sekarang
dibuat secara sintetis.
Begitu banyaknya jenis dan fungsi hormone, untuk itu penulis
sangat tertarik untuk membahas makalah farmakologi tentang Obat Endokrin.
B. Tujuan
·
Untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah farmakologi
·
Begitu banyak jenis dan fungsi
Obat Endokrin sehingga perlu untuk dipaparkan
·
Sebagai bahan pembelajaran
A. HORMON
ADENOHIPOFISIS
Sintesis dan sekresi hormon hipofisis anterior selain dikontrol
oleh hipotalamus, dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain oleh obat yaitu
hormon alamiah, analog dan hormon. Hormon hipofisis anterior mengatur sintesis dan sekresi hormon dan zat – zat kimia
di sel target; sebaliknya hormon yang disekresi tersebut juga sekresi
hipotalamus. Intraksi berbagai hormon ini juga menjelaskan mekanisme terjadinya
efek samping beberapa jenis obat.
Hormon hipofisis anterior sangat
esensial untuk pengatauran pertumbuhan
dan perkembanagan, reproduksi, metabolisme dan respon terhadap setres. Hormon –
hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok:
1.
Hormon somatropik yang
meliputi hormone pertumbuhan (GH =
somatotropin), prolaktin
(PRL), laktogen plasenta (PL).
2.
Glikoprotein yaitu
tirotropin (TSH);luteinizing hormone (LH),hormone
pemacu folikel (FSH), dan gonadotropin plasenta manusia (HCG). Hormon
glikoprotein terdiri dari 2 subnit yaitu α dan β, yang masing – masing
mempunyai gugus karbohidrat dan asam sialat.
3.
Kortikotropin (ACTH),
melanotropin (MSH), lipotropin (LPH) dan hormon – hormon lain.
Pada umumnya hormon hipofisis
spesifik untuk tiap sepesies, sehingga di masa lalusumber untuk penggunaan
klinis yang memenuhi syrat hanya mungkin didapat dari ekstrak hipofisis manusia post-mortem. Hormon manusia ini
menimbulkan masalah karena terkontaminasi penyebab penyakit creutzfled-jacob
dan kini tidak lagi digunakan.saat ini telah ditemukan cara rekayasa ginetik
untuk memproduksi hormon pertumbuhan dengan relatife besar disertai kemungkinan
untuk melakukan modifikasi kimiawi.
a.
HORMON PERTUMBUHAN (GH
= SOMATOTROPIN)
Hormon pertumbuhan berupa polipeptida dengan berat
molekul besar yaitu 22.000. hormone ini merupakan 10% dari berat kelenjar
hipopfisis kering.
PERTUMBUHAN
Fungsi hormone pertumbuhan yang
paling jelas adalah terhadap pertumbuhan. Kekurangan hormone ini menyebabkan kekerdilan (dwarfisme),sedang kelibihan hormone ini
menyebabkan gigantisme pada anak dan akromegali pada orang dewasa.beberapa
hormone lain juga dalam berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
normal yaitu hormone tiroid, insulin, androgen, dan estrogen.
EFEK TERHADAP METABOLISME
Hormone pertumbuhan terutama
mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan lemak, dengan mekanisme belum jelas.
Hormone lain yaitu insulin, glukokortikoid,katekolamin dan glucagon juga
berpengarauh terhadap pengaturan zat-zat ini. Pengaruh hormone ini pada
metabilisme karbohidrat saling berkaitan
sehinggga sukar dirinci satu persatu. Hormone pertumbuhan memperlihatkan
efek antiinsulin yaitu meningkatkan kadar gula darah, tetapi disamping itu juga
berefek seperti insulin yaitu mengambat pengelepasan asam lemak dan merangsang
ambilan asam amino dalam sel. Efek ini sebagian besar mungkin diperantai oleh
somatomedin c atau didisebut juga IGF –
1 (insulin like growth factor 1) dan sebagian kecil oleh insulin like growth
factor 2 (IGF – 2).
Hormone pertumbuhan terbukti
berpengaruh pada penyakit diabetes militus. Pasien diabetes sangat sensitive
terhadap terjadinya hiperglikemia oleh hormone pertumbuhan. Pada pasien bukan
diabetes militus hormone ini dapat
diberikan dengan dosis besar tanpa menyebabkan hiperglikimia, bahkan sebaliknya
dapat menyebabkan hipoglikimia pada pemberian akut karna mempermudah
glikoginesis.
Hormone pertumbuhan memperlihatkan keseimbangan
positif untuk N, P NA, K, Ca dan Cl, unsure – unsure terpenting untuk membangun
jaringn baru. Nitrogen terutama terdapat pada asam amino ; dibawah pengaruh
hormone pertumbuhan jumlah asam amino yang dibawa ke dalam jaringan untuk
membentuk protein meningkat, sehingga kadar N dalam darah (urea) menurun,
sesuai dengan efek anaboliknya.
Efek GH terhadap pertumbuhan
terutama terjadi melalui peningkatan produksi IGF – 1 , terutama dibentuk dalam
hepar. Selain itu juga GH merangsang produksi
IGF – 1 di tulang, tulang rawan, otot dan ginjal.GH merangsang
pertumbuhan longitudinal tulang samping epifisis menutup, hamper saat akhir
pubertas.
Baik pada anak – anak maupun dewasa
GH mempunyai efek anaboli pada otot dan katabolik pada sel – sel lemak sehingga
terjadi peningkatan massa otot dan pengaruh jaringan lemak terutama didaerah
pinggang. Terhadap metaolisme karbohidrat , GH dan IGF – 1 mempunyai efek
berlawanan pada sensitivitas terhadap insulin.
PENGATURAN
Sekresi hormone pertumbuhan secara
fisiologis diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus menghasilkan factor pengelepas
hormone pertumbuhan (GHRF = growth
hormone releasing factor) yang merangsang sekresi hormone pertumbuhan.
Selain itu dalam hipotalamus juga dijumpai somatostatin (GH-RIH =growth hormone releasing inhibitory hormone)
yang menghambat sekresi.demikian hipotalamus memegang peran dwifungsi dalam
pengaturan hormone ini.
Pada waktu istirahat sebelum makan
pagi kadar hormone pertumbuhan 1-2 ng/mL,sedangkan pada keadaan puasa sampai 60
jam, meningkat perlahan mencapai 8 ng/mL.kadar ini selalau meningkat setelah
seseorang tertidur lelap.pada orang dewasa kadar hormone pertumbuhan meningkat
terutama pada waktu tidur; sedangkan pada remaja meningkat pada waktu
bangun.kadar anak dan remaja lebih
tinggi dibandingkan kadar pada dewasa dan kadar puncak terjadi pada saat
remaja, kadar hormone pertumbuhan dapat mencapai 50 ng/mL.
Beberapa obat dan neutransmiter
dapat mempengaruhi sekresi hormone pertumbuhan, sekresi hormone pertumbuhan
dapat ditekan dengan pemberian agonis dopamin. Dopamine diketahui dapat merangsang
sekresi hormone pertumbuhan pada orang normal.bromoktripin,suatu agonis dopamin
derovat ergot, dipakai untuk menekan sekresi hormone pertumbuhan pada pasien
tumor hipofisis. Efek bromoktripin tidak segera terlihat, penurunan kadar
hormone dalam darah terjadi setelah pengobatan dalam jangka panjang . sekresi
hormon pertumbuhan kembali meningkat setelah pemberian bromokriptin dihentikan.
Bimokriptin juga menekan sekresi
prolaktin yang berlebihan yang terjadi pada tumor hipofisis.
Antagonis serotonin (5-HT) misalnya
siproheptadin dan metergolin,antagonis adrenergic misalnya fentolamin, juga
dapat menghambat sekresi hormon pertumbuhan, tetapi efeknya lemah dan tidak
konsisten. Somastostatin meskipun dapat menghambat sekresi hormon pertumbuhan,
tidak digunakan untuk pengobatan akromegali terutama karena menghambat sekresi
hormone-hormon lain.
INDIKASI.
Selama ini
indikasi hormone pertumbuhan hanya dibatasi untuk mengatasi akibat hipopituitarisme. Perlu pertimbangan manfaat resiko yang lebih luas
yaitu bukan hanya mempertimbangkan resiko efek samping serius misalnya
akromegali, gangguan kadiovaskuler, gangguan metabolisme glukosa yang terjadi
pada kelebihan hormone endogen; tetapi juga resiko kejiwaan pada kegagalan
terapi (perubahan persepsi pendek normal menjadi abnormal).
Pada mencit justru GH dan IGF-1
analog secara konsisten memperpendek umur. Terapi hormone GH telah di setujui
di USA untuk pasien kekurangan berat (wasting)
karena AIDS, terapi ini bermanfaat untuk sebagian pasien tersebut.
Hormone pertumbuhan harus diberikan
3 kali seminggu selama masa pertumbuhan. Pada saat pubertas perlu ditambahkan
pemberian hormone kelamin agar terjadi pematangan organ kelamin yang sejalan
dengan pertumbuhan tubuh.
SEDIAAN
Hormone pertumbuhan yang digunakan
dalam klinik saat ini adalah hasil rekayasa ginetik.penggunaan hormone hasil
rekayasa ginetik memperkecil kemungkinan efek samping yang ditimbulkan leh
bahan protein manisia yang belum tentu bebas penyakit. Hal ini menjadi masalah
setelah ditemukannya khasus penyakit Creutzfeld-jacob, yaitu degenerasi susunan
saraf yang disebabkan oleh virus
Creutzfeld-jacob yang sulit dideteksi,sehingga kontaminasinyadalam sari
hipofisis manusia tidak dapat dihindari. khasus yang sangat jarang ini
ditemukan pada pasien yang mendapat sediasan hormone pertumbuhan ekstraksi
hipofisis manusia.
Ada 2 GH rekombinan (rhGH) yang
saat ini digunakan yaitu somatropin yang identik dengan GH manusia yang alamiah
dan somatrem yang memiliki tambahan residu metionin. Keduanya memiliki potensi
yamg sama.
1. Somatrem
Hormon
pertumbuhan yang dihasilkan dengan cara rekayasa ginetik ini memiliki 1 gugus
metionin tambahan pada terminal-N. Hal ini mungkin menjadi penyebab timbulnya
antibody dalam kadar rendah terhadap sediaan ini pada ± 30% pasien,efek
biologisnya sama dengan somatropin. Satu milligram somatrem setara dengan 2.6
IU hormone partumbuhan.
KEGUNAAN KLINIK. Diindikasikan
untuk defisiensi hormone pertumbuhan pada anak. Suntikan lepas lambat yang melepas obat perlahan-lahan dapat
diberikan subkutan sebulan sekali. Ada pula yang diberikan 3-6 kali per minggu.
Kadar puncak dicapai dalam 2-4 jam dan kadar terapi bertahan 36 jam. Bila
terapi tidak berhasil pengobatan harus dihentikan.
Dosisnya harus
disesuaikan dengan kebutuhan perorangan, dan diberikan oleh spesialis. Dosis
total seminggu dapat juga dibagi 6-7 kali pemberian, beberapa penelitian
menunjukan bahwa respon lebih baik bila obat diberikan setiap hari. Pengobatan
diteruskan sampai terjadinya penutupan epifisis atau bila tidak ada lagi
respons.
EFEK SAMPING.
Hiperglekimia dan ketosis (diabetoginetik) bisa terjadi dengan pasien dengan
riwayat diabetes mellitus.
2. Somatropin.
Secara kimia
identik dengan hormone pertumbuhan manusia, tetapi dibuat dengan rekayasa
ginetik. Efek biologic sama tetapi tidak ada resiko kontaminasi virus penyebab
penyakit Creutzfeldt-jacob. Satu milligram obat ini setara 2,6 IU hormone
pertumbuhan.
KEGUNAAN KLINIK.
Sama dengan somatrem.
EFEK SAMPING DAN
INTERAKSI OBAT. Pembentukan antibodi hanya pada 2%
pasien, antebodi ini juga tidak menghambat efek perangsangan pertumbuhan.
Glukokortikoid diduga dapat menghambat perangsangan pertumbuhan oleh hormone
ini.
CARA PEMBERIAN.
IM dan SC seperti somatrem, begitu pula lama pengobatan. Dosis maksimum dibagi
tiga kali pemberian dalam seminggu, atau 6-7 kali pemberian dalam seminggu. Ada
juga pemberian dosis sama dengan somatrem. Suatu penelitian menunjukan penaikan
dosis pada saat respon menurun dapat kembali meningkatkan respon, tampa efek
samping pada metabolism karbohidrat maupun lipid. Penurunan respon disebabkan
oleh penutupa efipisis atau ada masalah lain, misal malnutrisi atau
hipotiroidisme. Saat penyuntikan mungkin mempengaruhi hasil. Penyuntikan malam
hari kurang mempengaruhi metabolisme (asam lemak rantai medium, serum alanin,
laktat) dibandingkan pada siang hari.
3. Somatomedin C (Igf-1).
Somatomedin
adalah sekelompok mediator faktor pertumbuhan mula-mula ditemukan dalam seru
tikus normal. In vitro, somatomedin
meningkat inkorporasi sulfat kedalam jaringan tulang rawan, karna itu dulu zat
ini disebut sulfation factor.
Kemudian ternyata banyak efek lain yang ditimbulkannya sehingga zat ini disebut
somatomedin.
Somatomedin
terdapat dalam serum manusia;zat ini bertambah pada akromegali dan menghilang
pada hipopituitarisme. In vitro, zat
ini juga merangsang DNA, RNA dan protein oleh kondrosit. Ternyata efek
somatomedin sangat luas, mencakup bebagai efek hormone pertumbuhan. Meskipun
demikian, telah terbukti tidak semua efek hormone pertumbuhan diperantai oleh
somatomedin.
Somatomedin
dibuat terutama di hepar,selain itu juga di ginjal dan otot. Zat-zat ini
disitesis sebagi respon terhadap hormone pertumbuhan dan tidak disimpan.
Somatomedin menghambat sekresi hormone pertumbuhan melalui mekanisme umoan
balik. Sejumlah kecil dengan gangguan pertumbuhan familia tak memiliki cakup
somatomedin meskipun kadr hormone pertumbuhan normal,dan pemberian hormone
pertumbuhan pada pasien ini tidak memperbaiki pertumbuhan.
4. Mekasermin
Diindikasikan
untuk kasus defisiensi IGF-1 yang tidak responsive terhadap GH karna terjadi
mutasi pada reseptor dan terbentuknya antibody yang menetralisir GH.
Mekasermin
adalah kompleks rhlGF-1 dan recombinant
human IGF-binding protein 3 (rhlGFBP-3).
Efek sampingnya
yang utama hipoglikimia, untuk mencegah efek samping ini harus makan dulu 20
menit sebelum atau sesudah pemberian mekasermin subkutan.
Beberapa pasien
menderita peningkatan tekanan intrktranial dan peningkatan enzim hepar.
5. Antagonis
Gh.
Adenoma
hipofisis dapat menyebabkan gigantisme dan akromegali. Oktreotid adalah analog
somatostatin yang pontensinya 45 kali lebih besar dalam menghambat GH, tetapi
hanya 2 kali dalam penurunan insuilin. Bromokriptin menurunkan oroduksi GH. Pegvisoman
menghambat kerja GH di reseptor dan di paki untuk kasus akromegali.
TOKSITAS DAN KONTRAINDIKASI.
Anak-anak mempunyai toleransi yang
tinggi terhadap terapi dengan GH. Jarang terjadi peningkatan tekanan
intrkranial dengan gejala sakit kepala, gangguan penglihatan, mual, dan muntah.
Pada anak akan timbul skoliosis pada saat percepatan pertubuhan. Perlu
pemeriksaan tiroid karna pengobatan pada GH dapat muncul hipotiroidisme,
pankreatitis, ginekomastia, dan pertumbuhan nepus.
Pasien dewasa lebih sering menderita
gejala-gejala efek samping atau toksistas missal edema, perifer, mialgia,
artralgia tangan dan pergelang yang hilang dengan pengurangan dosis. Dapat juga
muncul Carpal Tunnel Syndrome. Sitokrom
P450 mengkat aktifitasnya sehingga kadar obat yang dimetabolisme oleh enzim ini
menurun.
Keganasan merupaka kotraindikasi,
meskipun demikian tidak ada peningkatan kejadian keganasan pada terpi GH.
Terapi pada pasien pada sakit berat meningkatkan mortalitas.
Suntikan somatropin lepas lambat
yang bekerja long acting meninmbulkan
nodul ditempat suntikan yang bertahan 5-7 hari, edema, artralgia,transient fatigue, mual dan sakit kepala
b.
PROLAKTIN
Walaupun peranan prolaktin pada
berbagai sepsis telah lama diketahui, baru belakang terbuktinya terdapat
prolaktin pada manusia. Kini telah diakui prolaktin pada manusia berperan dalam
fungsi fisiologik dan keadan patologik tertentu. Rumus kimia prolaktin sangat
mirip hormone pertumbuhan,sebagian rantai polipeptidanya identik dengan hormone
tersebut, begitu pula mirip laktogen plasenta. Prolaktin burung 80% identik
dengan prolaktin manusia yang juga sangat mirip dengan prolaktin biri-biri.
FAAL
Pada manusia, satu-satunya fungsi
prolaktin yang jelas adalah dalam laktasi. Prolaktin mempengaruhi fungsi kelenjar susu dalam mempersiapkan,
melalui dan mempertahankan laktasi. Fungsi laktasi ini juga dipengaruhi oleh
kortikostiroid, tirod dan hormone kelamin yang semuanya tergantung pada hormone
tropic hipofisis.
In
vitro prolaktin mengancarkan proliferasi dan
deferensiasi saluran dan epitel alveolar kelenjar susu, juga terjadi
peningkatan sitensis RNA dan pernangsangan sintesis protein susu serta enzim untuk
sintesis laktosa.
Pengaruh prolakyin pada ovarium
belum jelas, selama ini hasil penelitian sangat berbeda, tergantung sepesies
yang digunakan. Pada manusia prolaktin menghambat sekresi gonadotropin dan
kerjanya pada gonad. Hisapan bayi pada menyusui (suckling) merupakan perangsang sekresi prolaktin selama masa
menyusui. Meningginya kadar prolaktin mengakibatkan hambatan terhdap
gonadotropin yang selanjutnya mempengaruhi fungsi ovarium. Hal tersebut
menjelaskan infertitas sementara pada ibu yang menyusui. Laktogen uri insan (human placental lactogen). Zat ini
terdapat pada urin serta memiliki efek laktogen dan aktivitas hormone
pertumbuhan. Secara imunologik zat ini mirip hormone pertumbuhan manusia. Nama
lainnya ialah somatomamotropin korion. Fungsinya pada manusia diduga berhubungan
dengan nutrisi fetus, serta pertumbuhan dan perkembangannya.
PENGATURAN
Pengaturan sekresi prolaktin berada
dibawah pengaruh hipotalamus, uniknya factor pengambat (Prolactin Relese Inhibitoring Hormon = PRIH) lebih beperan dari
pada factor perangsang (Prolacting
ReleasingFactor = PRF). Diduga hambatan tersebut diprantarai oleh zat
dopaninergrik.
Obat yang mempengaruhi kadar
prolaktin dalam darah ialah reserpin, haloperidol, imipramin,
klorpromazin, dan amitriptilin, yang sebagian
merupakan antagonis dopamin. Peningkatan kadar prolaktin oleh obat ini dapat
disertai galaktore, sedangka derivate ergot dan I-dopa menghambat sekresi prolaktin.
Kadar normal prolaktin dalam darah
5-10 ng/mL,pada pria sedikit lebih rendah. Kadarnya meningkat pada masa hamil
dan mencapai puncak pada saat partus (200 ng/mL), juga pada setres fisik dan
mental, hipoglikimia dan fluktusi kadar estrogrn.
IMPLIKASI KLINIK
Berdasarkan terdapatnya kadar
prolaktin pada keadaan patologik tertentu, maka diharapkan penurunan kadar
prolaktin pada keadaan tersebut dapat memperbaiki keadaan. Pengedalian
prolaktin dapat dilakukan dengan pemberian I-dopa atau bromokripin.bromokripin
lebih efektif untuk tujuan ini dan dapat mengatasi glaktore, amenore sekunder
dan hambatan ovulasi pada pasien tumor hipofisis anterior. Beberapa tumor
penghasil prolaktin mengecil pada
pengobatan dengan brokriptin. Bila pengobatan dihentikan tumor akan tumbuh
kembali.
Menghentikan laktasi pasca
persalinan. Setelah melahirkan, kadar prolaktin masih tinggi selama 2-3 minggu.
Bila oleh suatu sebab laktasi harus segera dihentikan, bromoktripin diberikan
selama 14 hari pascapersalinan.
c.
GONADOTROPIN
Hipofisis menghasilkan 2 jenis
hormone gonodatropin yang mengatur fungsi alat reproduksi, yaitu hormone pemacu
folikel (FSH = follicle stimulating
hormone ) dan luteinizing hormone (LH). Pada sepesies tertentu hipofisis
penting selama kehamilan, sedangkan pada umumnya kehamilan dapat berjalan tanpa
hipofisis. Dalam kehamiln plsenta dapat mengeluarkan hormone chorionic gonadotropin (HCG) yang mempunyai efek pada alat
reproduksi juga.
Gonadotropin hipofisis maupun
plasenta adalah hormone glikoprotein (peptida) dan hanya efektif bila di
berikan dalam bentuk suntikan. Kadar gonadotropin dalam urin dapat diukur
dengan radioimmunoassay berdasarkan
antibodi spesifik terhadap gugus yang membeda-bedakan masing-masing hormone
hipofisis.
Selain FSH dan LH, akan disinggung juga gonadotropin releasing hormone (GnRH)
yang mengatur sekresinya.
KIMIA
FSH, LH, HCH dan TSH (thyroid stimulasing hormone) merupaka
kelompok hormone peptide yang berbentuk glikoprotein. Hormone ini terdiri atas
subnit α FSH hamper sama dengan subnit α LH dan TSH; sedangkan subnit β
sepesifik untuk masing-masing hormone. Aktifitas hormone terletak pada subnit
β. Subnit β terdiri dari asam amino yang mirip terhadap 1 hormon dengan yang lain tetapi gugus karbohidratnya
berbeda. LH yang pada pria disebut juga interstitial
call stimulation hormone (ICSH), sifat kimianya sangat mirip FSH.
FAAL
FSH pada wanita menyebabkan
perkembangan folikel frimer menjadi Graaf. Dibawah pengaruh LH, folikel yang
telah berkembang mensekresi estrogen dan progestron. LH menyebabkan terjadinya
ovulasi dan juga mempengaruhi korpus luteum untuk mengsekresi estrogen dan
progestron. Proses trakhir sering dikenal sebagai aktifitaslaktogenik,yang pada
beberapa spesies dibawah pwngaruh prolaktin.
FSH pada pria berfungsi menjamin terjadinya
spermatoginesis dalam testis, antara lain dengan mempertahankan fungsi tubulus
seminiferus. LH merangsang sel leydig mensekresi testosterone.testosteron
dibutuhkan dalam spermatoginesis di testis.
PENGATURAN
Sintesis dan sekresi gonadotropin
hipofisis diatur oleh hipotalamus melluai hormone penglepas (relasing hormone) dan oleh hormone seks stroid melalui mekanisme
umpan balik. Hormone penglepas dapat dimurnikan, diidentifikasi struktur
kimianya, dan disitesis. Zat itumerupakam suatu dekapeptida yang tidak bersifat
spesifikuntuk spesies.
GnRH alam cepat terhidrolisis
denagn plsma dalam paruh 4 menit. GnRH sintetik sangat efektif, pemberian
10-100 µg IV menyebabkan peninggian kadar gonadotropin plasma dengan cepat.
Hormone ini dapat merangsang ovulasi dan spermatoginesis baik pada hewan
percobaan maupun manusia. Keuntungan penggunaan hormone GnRH untuk merangsang
ovulasi dan kehamilan pada wanita amenore adalah tidak timbulnya efek samping
ovulsi ganda dengan akibat kehamilan ganda seperti pada perangsangan ovulasi
dengan gegnodatropin.GnRH telah digunakan untuk maksud diatas, baik secara
tunggal maupun dikombinasikan dengan HMG (human
menopausalgonadotropin).
Dengan cara subtitusi komponen asam
amino rantai peptida, dapat dibentuk analog dengan potensi 10-60 kali LHRH serta masa kerja yang
panjang. Dari penelitian klinis ternyata bahwa, LHRH dan analognya berguna
untuk terapi kiptrokisme maupun indikasi pubertas ovulasi pada pasien dengan
definisi LHRH. Sebaliknya pengguna jangka panjang menghambat sekresi gondotropin
dan hormone steroid seks, sehingga dapat dimanfatkan untuk terapi pubertas
prekoks dan kelainan serupa. Beberapa analog digunakan secara oral, intranasal
atau rektal.
INDIKASI
1.
Infetilitas.
Gonadotropin berguna untuk menginduksi ovulasi pada wanita yang kekurangan
gonadotropin. Ovulasi terjadi pada 90% pasien yang diobati dengan menotropin
dan CG, dan 50% diantaranya menjadi hamil; 30% berupa kehamilan ganda; 20%-30%
dari yang hamil mengalami keguguran. Komplikasi utama adalah pembesaran ovarium
karna pematangan ganda denganakibat kehamilan ganda. Perlu penelitian lanjut
kapan diperlikan klomifen (satu antiestrogen) atau GnRH sebagai perangsang
ovulasi, sebab keduanya memberikan hasil yang sama.
Gonadotropin juga memberikan
kesuburan pada pria yang mandul akibat hipopituitarisme. Efaluasi untuk efek
ini baru terliat setelah 12 minggu.
Untuk vetilisasi in vitro hormon-hormon ini dipakai sama
dengan perinsip diatas.
2.
Kriptorkisme.
Diberikan dosis 500-4.000 IU gonadotropin, 2-3 kali seminggu dengan pengobatan
dihentikan setelah efek terapi tercapai. Bila terapi obat tidak sukses perlu
tindakan operasi sebab insidens tumor testis tinggi pada kriptorkisme.
SEDIAAN
Menotropin (pergonal) ialah sediaan
gonadotropin yang berasal dari urin wanita mati haid/menopause (HMG),
mengandung aktifitas FSH dan LH sama banyak. Untuk indikasi ovulasi harus
dibrikan brsama HCG yaitu masing-masing sebanyak 75 IU IM per hari selama 9-12
hari diikuti dengan 10.000 IU. HCG bila belum berhasil bias diulang dalam
beberapa siklus. Mungkin pula diperlukan dosis lebih besar.
Suntikan genotropin korion (HCG pregnyl) berasal
dari wanita hamil, mengandung 1500 unit/mg. dosisnya 500-4.000 IU 2-3 kai
seminggu selama beberapa minggu untuk kriktropkisme atau hipogonadism pada
pria. Untuk merangsang ovulasi diberikan 5.000-10.000 IU suatu hari setelah
pemberian menotropin.
Gonadotropin serum kuda hamil
(serum gonadotropin) mengandung kurng-kurangnya 100 unit/mg.
Urofollitropin untuk injeksi adalah
suatu preparat menotropin yang telah dihilangkan komponen LHnya, jadi hanya
menagandung FSH 75 IU.
A. HORMON
TIROID
1. Biosintesis
Kelenjar tiroid
memproduksi hormone tiroid, yang akan disimpan sebagai residu asam amino dari
tiroglobulin. Triglobulin merupakan glikoprotein yang menempati sebagian besar
folikel koloid kelenjar tiroid.
Secara garis
besar, sintesis, penyimpanan, sekresi, dan konversi hormone terdiri dari
beberapa tahapan :
Ambilan
yodida. Yodium dari makanan mencapai sirkulasi
dalam bentuk yodida. Pada keadaan normal kadarnya dalam darah sangat rendah
(0,2-0,4 µg/dL), tetapi kelenjar tiroid mampu menyerap yodida cukup kuat,
hingga yodida dalam kelenjar mencapai 20-50 kali. Mekanisme transpor yodida ke
kelenjar dihambat beberapa ion (tiosinat dan perklorat). System transfor yodida
di picu hormone titropin dari adenohipofisis (thyroid-stimulating hormone, TSH).
Oksidasi
dan yodinasi. Oksidasi yodinasi menjadi aktif
diperantarai tiroid peroksidase. Enzim ini berada di membrane sel dan
terkonsentrasi di permukaan paling atas dari kelenjar. Reaksi ini menghasilkan
residu monoyodotirosil (MT) dan diyodotirosil (DIT) dalam tiroglobulin. Reaksi
tersebut dirangsang TSH.
Pembentukan
tiroksin (T4) dan triyodotironin (T3) dari yodotirosin. Reaksi
ini dikatalisasi oleh enzim tiroid peroksidase dimana kecepatannya dipengaruhi
oleh kadar TSH dan yodida. Penurunan jumlah yodium hanya akan berpengaruh
terhadap jumlah hormone tiroid yang keluar dari kelenjar.
Resorpsi,
Proteolisis koloid, dan sekresi hormone tiroid.
Proses proteolisis dimulai dari endositosis koloid dari lumen folikel pada
permukaan sel, dengan bantuan reseptor tiroglobulin (megalin). Tiroglobulin
dipecah menjadi gugus-gugus asam amino yang dipicu oleh hormone tirotropin,
agar hormone tiroid dapat dilepaskan yang dibantu oleh TSH.
Konversi
tiroksin menjadi triyodotironin dijaringan perifer.
Sebagian besar konvensi tiroksin menjadi triyodotironin diluar kelenjar, yakni
di hati. Pada keadaan normal sekitar 41% tiroksin akan dikonversi menjadi
triyodotironin, 38% menjadi reverse triyodotironin yang tidak aktif, dan 21%
dimetabolisme melalui koojugasi dihati dan diekskresikan melalui empedu.
2. Farmakokinetik
Transfor
Tiroid. Pada keadaan normal yodium di
sirkulasi dalam 95% sebagai yodium organic dalam bentuk tiroksin dan 5 %
sebagai yodida berada di triyodotironin.
Dalam darah
hormone tiroid terikat kuat pada berbagai protein plasma, dalam bentuk ikatan
non kovalen. Adanya ikatan hormone tiroid dengan protein plasma, menyebabkan
tidak mudahnya hormone ini di metabolisme dan diekskresi sehingga masa paruhnya
cukup panjang. Hanya sekitar 0,03%tiroksin dan 0,3% triyodotironin dari total
hormone tersebut berada dalam keadaan bebas. Aktifitas metabolic hormone tiroid
hanya dapat dilakukan oleh hormone yang bebas.
Biotransformasi
Dan Ekskresi. Tiroksin lambat sekali dieliminasi
dari tubuh, dengan masa paruh 6-8 hari. Pada hipertiroidisme masa paruhnya
memendek 3-4 hari, dan pada hipotirodisme memanjang 9-10 hari. Perubahan ini
dapat menggambarkan adanya perubahan dalam kecepatan metabolismenya. Bila
pengikatnya dengan TBG meningkat maka klirensnya akan terganggu, hal ini
terjadi karena estrogen dapat menginduksi peningkatan asam sialat dalam TBG
yang terbentuk, dan menyebabkan klirensnya menurun. Keadaan sebaliknya akan
terjadi bila ikatannya dengan protein menurun atau terjadi hambatan pengikatan
oleh beberapa obat. T3yang ikatannya dengan protein tidak terlalu kuat, masa
paruhnya hanya sekitar 1 jam.
3. Regulasi
Fungsi Tiroid
TSH disekresikan
secara pulsatif dan bersifat sirkadian, kadarnya dalam sirkulasi paling tinggi
pada saat tidur malam hari. Sekresinya dipengaruhi oleh thyrotropin-releasing hormone (TRH) dari hipotalamus dan kadar
hormone tiroid yang bebas dalam sirkulasi. Bila kecepatan sekresi hormone
tiroid dari kelenjar tiroid menurun, akan terjadi peningkatan sekresi TSH agar
dapat merangsang kelenjar tiroid untuk mengsekresikan lebih banyak hormone
tiroid. Efek hormone tiroid pada TSH ialah terjadinya penurunan sekresi TRH
dari hipotalamus dan berkurangnya jumlah reseptor TRH di sel-sel
adenohipofisis.
Hormone
Pemicu Tirotropin (Thyrotropin-Releasing
Hormone = TRH). TRH disintesis di hipotalamus, dan
disekresikan ke sirkulasi portal hipotalamo-hipofisis, kemudian bekerja pada
reseptor tirotropin. Rangsangan reseptor ini menyebabkan sekresi TSH dari
granul sekretorisnya dan juga merangsang sintesis subunit α dan β dari TSH.
Stimulasi TRH oleh TSH dapat dihambat oleh somatotropin, dopamine, dan
glukokortikoid.
Pemberian TRH pada hewan percobaan
dapat mempengaruhi perilaku, termoregilasi, tonus autonom, dan fungsi
kardivaskular, peningkatan tekanan darah dan denyut jantung.
Efek
TSH Pada Kelenjar Tiroid. TSH dapat merangsang
semua fase biosintesis dan proses
sekresi hormone tiroid, mulai dari uptake
yodida dan organifikasinya sintesis hormone tiroid, endositosis dan akhirnya
proteolisis koloid. Vaskularisasi kelenjar akan meningkat, dan akan terjadi
hipertrofi dan hyperplasia dari sel-sel kelenjar.
Hubungan
Yodium Dan Fungsi Tiroid. Untuk pembentukan
hormone tiroid yang normal, tubuh membutuhkan jumlah yodium yang cukup. Bila
yodium kurang, hormone ini tidak dapat diproduksi dalam jumlah cukup, sedangkan
TSH terus disekresikan sehingga kelenjar tiroid mengalami hyperplasia dan
hipertrofi. Kelenjar yang membesar dan terus terangsang ini dapat mengekstraksi
residu yodida yang masih berada di ssirkulasi. Pada defisiensi yodium yang
ringan sampai sedang, umumnya kelenjar tiroid dapat memproduksi hormone dalam
jumlah cukup, terutama T3. Tetapi bila defisiensi tersebut tergolong berat,
akan terjadi hipotiroidisme (pada orang dewasa) dan mungkin timbul kretinisme.
4. Efek
Hormone Tiroid
Mekanisme Kerja
Hormone Tiroid. Hormone tiroid bekerja melalui reseptornya di inti sel yang
berikatan dengan afinitas yang tinggi, kemudian terikat pada sekuen DNA yang
spesifik (thyroid hormone response
element, TREs) pada gen target. Disini T3 memodulasi
transkripsi gen, dan terjadi sintesis protein.
Pertumbuhan Dan
Perkembangan. Hormone tiroid mempunyai peran yang sangat penting pada
pertumbuhan otak. Apabila hormone tiroid tidak ada pada usia 0-6 bulan pasca
persalinan dapat terjadi retardasi mental yang ireversibel (kretinisme)dan akan
diikuti oleh gangguan morfologik multipel pada otak. Pemberian hormone tiroid
dalam masa 2 minggu pasca melahirkan dapat mencegah berkembangnya gangguan
morfologik tersebut.
Kretinisme
dibedakan menjadi 2 yaitu, endemic yang terjadi akibat sangat kekurangan yodium
dan sporadic terjadi akibat tidak berkembangnya kelenjar tiroid atau
terganggunya sintesis hormone tiroid.
Efek
Kalorigenik. Tiroksin meningkatkan penggunaan O2 hampir pada semua jaringan
yang aktif dalam proses metabolisme.
Dengan
meningkatnya metabolisme oleh tiroksin, maka kebutuhan tubuh akan semua zat
makanan juga bertambah. Apabila kebutuhan ini tidak mencukupi, maka protein dan
lemak endogen serta persediaan zat makanan lain dalam tubuh akan dimobilisasi.
Tiroksin
berperan penting dalam termogenesis (pengaturan suhu badan) yaitu pada suhu
dingin sekresi tirosin akan bertambah, pembentukan kalori bertambah, terjadi
vasodilatasi perifer dan curah jantung bertambah.
Efek Metabolic.
Hormone tiroid merangsang metabolisme kolesterol menjadi asam empedu, dan
hiperkolesterolemia merupakan keadaan karakteristik pada hipotiroidisme.
Hormone ini dapat meningkatkan pengikatan LDL (low density lipoprotein) di sel-sel hati, pada hipotiroidisme akan
terjadi penurunan jumlah reseptor LDL di hati.
Hormone tiroid
mengatur kemampuan hormone lain untuk menambah akumulasi siklik AMP dengan
jalan mengurangi aktitas fosfodiestarase mikrosom yang dapat menghidrolisis
siklik AMP.
Pada
hipotiroidisme terjadi penurunan absorpsi glukosa si usus, sekresi insulin
menurun, kecepatan uptake glukosa diperifer berkurang, tetapi penggunaan
glukosa di otak tidak dipengaruhi.
5.
Gangguan Fungsi
a. Hipofungsi
tiroid. Hipotiroidisme disebabkan karena difisiansi yodium pada daerah
non-endemik dimana yodium cukup tersedia, yang ditandai dengan tingginya
antibody terhadap peroksidase tiroid di sirkulasi dan kadar tiroglobulin, macam-macam hipotiroidisme.
b. Hipotiroidisme
primer terjadi akibat kegagalan kelenjar tiroid untuk memproduksi hormone
tiroid yang cukup.
c. Hipotiroidisme
sekunder terjadi akibat efek stimulasi dari TSH yang kurang akibat gangguan
pada adenohipofisis.
d. Hipotiroidisme
tersier terjadi akibat gangguan hipotalamus
e. Hipotiroidisme Congenital terjadi pada bayi yang baru lahir,
dan timbulnya retardasi mental
f. Hipotiroidisme
non-goiter umumnya berhubungan dengan degenerasi dan atrofi kelenjar atau
terjadi setelah oprasi tiroid atau destruksi akibat yodium radioaktif
g. Hipotiroidisme
dengan goiter terjadi bila ada gangguan hormone tiroid yang hebat. Denagn
ciri-ciri muka sangat ekspresif, bengkak, pucat. Kulit dingin dan kering, pada
wanita dapat timbul gangguan haid.
Hiperfungsi Tiroid
a. Tirotoksikosis
adalah keadaan yang disebabkan oleh meningkatnya hormone tiroid bebas dalam
darah
b. Hipertiroidisme
adalah keadaan dimana produksi dan sekresi hormone meningkat akibat hiperfungsi
kelenjar tiroid.
c. Subclinical
hyperthyroidisme adalah keadaan apabila ada beberapa gejala hiperteriodisme
dengan kada TSH plasma yang rendah denagn kadar T3 dan T4 yang normal
Tes Fungsi Tiroid. Dengan radioimmunoassay, chemiluminescent, dan enzyme-linked immunoassay, sekarang dapat dilakukan pengukuran kadar T4,
T3, dan TSH darah, dan diagnosis laboratorium gangguan fungsi tiroid menjadi
lebih baik. Sekarangtelah tersedia recombinant
human TSH (thyrotropin alpha, tirogen), dalam bentuk preparat suntikan yang
digunakan untuk mengetahui kapasitas jaringan tiroid dalam mengambil yodium radioaktif dan melepaskan
tiroglobulin, pada keadaan normal atau pada keganasan.
6. Indikasi
Thyroid
Hormone Replacement Therapy
Tiroksin merupakan obat pilihan
utama untuk replacement therapy pada
hipotiroidisme atau kretinisme, karena potensinya konsisten dan lam kerjanya
panjang (7 hari), absorpsinya di usus halus bervariasi dan tidak lengkap. Tujuan terapi ini untuk mencapai kisaran
kadar TSH normal (0,5-5,0 µIU/mL), bila terapi berlebihan akan terjadi suspense
TSH sampai subnormal dan dapat menyebabkan osteoporosis dan disfungsi jantung.
Hipotiroidisme
subklinis.
Merupakan suatu hipotiroidisme
dengan sedikit gejala klinis yang disertai peningkatan TSH plasma. Terapi
dilakukan dengan levotiroksin untuk menormalkan TSH, dan hasilnya sangat
bervariasi. Hipotiroidisme pada masa kehamilan dapat menyebabkan gangguan
mental dan fisik fetus. Karenanya sangat dianjurkan untuk pemeriksaan TSH pada
kehamilan dini, terutama pada para ibu yang tinggal di daerah endemic.
Koma
Miksedema. Sindroma
ini jaranga terjadi, dan disebabkan oleh hipotioridisme yang hebat dan
berlangsung lama. Keadaan ini termasuk sangat berbahaya, yang meskipun segera diobati,
mortalitasnya 60%. Dosis tiroksin yang digunakan harus disesuaikan dengan
keadaan stabilitas hemodinamik, adanya gangguan jantung, dan keadaan
keseimbangan elektrolit pasien. Tetapi yang berlebihan justru dapat bersifat
fatal.
Nodul
Dan Kanker Tiroid. Nodul dan kanker tiroid
lebih sering terjadi pada wanita. Persentasi kejadian sekitar 0,1% pertahun dan
akan meningkat 20 kali lebih banyak dari pasien yang mengalami radiasi
ionisasi. Dari jumlah pasien nodul tersebut 8-10% mempunyai kanker tiroid. Tindakan
utama untuk kanker tiroid adalah operasi diikuti terapi dengan levotiroksin.
Pemberian levotiroksin pada nodul
soliter dapat mensupresi TSH serum, diharapkan nodul tidak akan membesar lagi
atau ukurannya berkurang. Keberhasilan terapi ini sangat bervariasi dan
keberhasilannya dapat dilihat dengan pemeriksaan kadar TSH serum dan radioisotope scanning.
Kretinisme.
Keberhasilan terapi kretinisme sangat tergantung pada saat dimulainya terapi,
jika terapi di mulai sejak bayi lahir umumnya gangguan perkembangan fisik dan
mental dapat dicegah.
Kadar tiroksin bebas harus
dipertahankan pada nilai di atas normal. Hormone-replacement I ini harus
disertai monitoring pertumbuhan, perkembangan motorik, meturasi tulang, dan
keamjuan perkembangan si bayi.
7.
Antitiroid dan
penghambat tiroid lainnya
Ada 4
golongan penghambat sintesis hormone tiroid, yaitu
a. Antitiroid,
yang menghambat sistesis hormone secara langsung.
Mekanisme kerja. Antitiroid
golongan tionamida (ex. Propiltiourasil ) menghambat proses inkoporasi yodium
pada residu tirosil dari tiroglobulin, dan juga menghambat penggabungan residu yodotirosil ini untuk membentuk
yodotironin. Kerjanya dengan menghambat enzim peroksidase sehingga oksidasi ion
yodida dan gugus yodotirosil terganggu.
Farmakokinetik. Tiourasil
didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh dan diekskresikan melalui urin dan
air susu ibu, tetapi tidak melalui tinja.
Farmakokinetik antitiroid
Farmakokinetik
|
Propiotiourasil
|
Metimazol
|
Ikatan protein plasma
T½
Volume distribusi
Metabolisme pada gangguan hati
Metabolisme pada gangguan ginjal
Dosis
Daya tembus sawar plasenta
Jumlah yang disekresikan dalam ASI
|
75%
75 menit
20 L
Normal
Normal
1-4 kali/hari
Rendah
sedikit
|
-
4-6 jam
40 L
Menurun
Normal
1-2 kali/hari
Rendah
Sedikit
|
Efek
samping. Untuk metimazol, agranulositosis
bersifat tergantung dosis (dose-dependent).
sedang untuk propiltiourasil, agranulositosis tidak tergantung dosis. Reaksi
yang paling sering timbul antara lain purpura dan popular rash yang
kadang-kadang hilang sendiri , nyeri dan kaku sendi terutama pada tangan dan
pergelangan.
Indikasi.
Antitiroid dapat digunakan untuk hipertiroidisme, untuk mengatasi gejala klinik
sambil menunggu remisi spontan, dan sebagai persiapan operasi. Juga dapat
digunakan dalam kombinasi dengan yodium radioaktif untuk mempercepat perbaikan
klinis sementara menunggu efek terapi yodium radioaktif.
Antitiroid dapat digunakan untuk
hipertiroidisme yang disertai dengan pembesaran kelenjar tiroid bentuk difus maupun noduler. Efek
terapi umumnya tampak setelah 3-6 minggu
terapi. Besarnya efek hambatan fungsi tiroid tergantung dari berat
ringannya gangguan fungsi sebelum
pemberian obat, jumlah hormone yang tersedia dan besarnya dosis yangn
diberikan. Dosis terapi biasanya tidak sampai menghambat fungsi tiroid secara
total. Waktu yang diperlukan untuk menyembuhkan setiap pasien juga berlainan.
Sebagian pasien denagn hipertiroidisme dapat mengalami remisi spontan setelah
menjalani terapi antitiroid selama 1 tahun.
b.
Penghambat Tranfor Ion
Yodida
Penghambat
ion yodida adalah obat yang dapat menghambat tranfor aktif ion yodida ke dalam
kelenjar tiroid. Obat tersebut berupa ionin movalen yang bentuk
hidratnyamempunyai ukuran hamper sebesar hidrat ion yodida, misalnya tiosianat,
perklorat, dan fluoborat. Obat golongan ini dapat menghambat fungsi tiroid dan
menimbulkan goiter.
Mekanisme kerja
obat ini, denagn menghambat secara kompetitif sodium-iodide symporter (natrium-iodide symporter=NIS) yang dapat
menghambat masuknya yodium. Perklorat kekuatannya kira-kira 10kali kekuatan
tiosianat. Tiosianat tidak ditimbun dalam tiroid, tidak dimetabolisme dalam
kelenjar tersebut dan diekskresikan dalam bentuk utuh. Tapi sekarang obat ini
jarang digunakan karena obat ini dapat menimbulkan anemia aplastik, demam,
kelainan kulit, iritasi usus, dan agranulositosis.
c. Yodida
Yodida merupakan
obat tertua yang digunakan untuk pengobatan hipertiroidisme sebelum ditemukan
berbagai macam antitiroid. Meskipun yodida diperlukan dalam jumlah kecil untuk biosintesis hormone tiroid, dalam jumlah
yang berlebihan yodida dapat menyebabkan goiter dan hipotitoidisme pada orang
sehat.
Dalam hal ini
yodida menekan fungsi tiroid artinya
yodida memperbaiki fungsi tiroid.
Peran yodida dalam tiroid antara
lain :
1. Yodium
diperlukan untuk biosintesis hormone tiroid
2. Yodida
menghambat proses transfor aktifnya sendiri kedalam tiroid
3. Bila
yodium didalam tiroid terdapat dalam jumlah cukup banyak terjadi hambatan
sintesis yodotironin dan yodotirosin (wolf-chaikoff
effect)
4. Yodida
terutama digunakan untuk persiapan operasi tiroid pada hipertiroidisme.
Biasanya yodida tidak diberikan tersendiri, tetapi diberikan setelah gejala
hipertiroidisme diatasi dengan antitiroid, yaitu biasanya diberikan selama 10
hari sebelum operasi dilakukan. Dengan cara demikian diperoleh keadaan yang
optimal untuk tindakan operasi.
5. Yodida
sebaiknya tidak digunakan sebagai terapi tunggal karena terapi yodida saja
tidak dapat sepenuhnya mengendalikan gejala hipertiroidisme. Hambatan pada
kelenjar tiroid akan hilang dalam waktu 2-8 minggu, dan bila terapi yodida
dihentikan, gejala hipertiroidisme dapat terjadi lagi, bahkan memberat.
6. Yodida
sebaiknya juga tidak diberikan pada wanita hamil karena dapat menembus sawar
darah plasenta dan menyebabkan goiter pada fetus.
Efek
samping. Yodisme ditandai dengan rasa logam dan
terbakar dalam mulut dan faring serta rangsangan selaput lender. Dapat juga
terjadi radang faring, laring dan tonsil serta kelainan kulit ringan sampai
akneform berat atau kadang-kadang erupsi fatal disebut yoderma. Sedangkan gejala
saluran cerna biasanya berupa iritasi yang dapat disertai dengan pendarahan.
d. Yodium
radioaktif
Pada proses
radiasi oleh suatu unsure radioaktif dipancarkan sinar-sinar α (inti helium),
sinar β (elektron). Umumnya sinar-sinar tersebut dapat menimbulkan kerusakan
sel-sel tubuh, karena terjadinya perubahan molekul di dalam sel oleh sinar yang
berenergi tinggi. Dalam jaringan yang dilewati sinar radioaktif terjadi
ionisasi, electron dilepaskan oleh molekul yang terkena radiasi, sehingga
terbentuk ion positif dan partikel ion negative, oleh sebab itu proses radiasi
tersebut dinamaio radiasi ionisasi.
Sinar α dan β
daya tembusnya kecil, ionisasi terjadi pada daerah yang terbatas dan ion yang
terbentuk didaerah itu banyak sekali, sehingga efeknya dapat dibatasi pada satu
organ saja.
Sifat
kimia dan fisika. Daya tembus sinar β
maksimal hanya 2mm tetapi kira-kira 90% destruksi sel setempat disebabkan oleh
sinar tersebut.
Distribusi
dan ekskresi. Distribusi radioisotope I dalam
jumlah tubuh sama dengan distribusi I nonradioaktif. Jumlah radioisotope yang
diserap oleh tiroid dipengaruhi oleh jumlah I dalam diet, demikian juga
ekskresinya. Jumlah radioisotope I yang diekskresi dalam urin berbanding
terbalik dengan jumlah radioisotope I yang diserap/ditahan oleh tiroid.
Efek
terhadap tiroid. Sinar yang dipancarkan
mempengaruhi jaringan parenkim sekeliling folikel. Pada umumnya jaringan diluar
tiroid tidak terpebgaruh oleh sinar yang dipancarkan. Pada dosis rendah sekali
radioisotope tidak menimbulkan ganguan fungsi tiroid yang nyata hanya merusak
bagian sentral saja sedangkan bagian perifer tetap berfungsi.
Indikasi.
Radioisotope terutama digunakan pada pasien :
1. Hipertiroidisme
usia lanjut atau dengan penyakit jantung
2. Penyakit
grave yang menetap atau kambuh setelah tiroidektomi subtotal atau setelah
memakai obat antitiroid dalam jangka waktu yang lama.
3. Goiter
nodula toksik
4. Goiter
multinodular non-toksik yang disertai gejala kompresi
5. Karsinoma
tipoid
6. Sebagai
alat dignostik fungsi tiroid
7. Kontradiksi.
Bahan radioaktif tidak boleh diberikan selama kehamilan dan pada anak-anak.
Yodium radioaktif sebaiknya diberikan untuk pasien yang berusia lebih dari 25
atau 30 tahun.
e. Pemilihan
sediaan. Tujuan penggunaan penghambat tiroid adalah untuk mengurangi aktivitas
kelenjar tiroid pada pasien hipertiroid, untuk radiasi dan pembedahan, untuk
terapi hipertoroidisme tergantung dari pasien dan fasilitas yang tersedia.
C. HORMON PARATIROID
Hormone
paratiroid (HPT) berasal dari anak kelenjar paratiroid ,merupakan hormone
polipeptida rantai tunggal yang terdiri dari 84 asam amino .tiga puluh empat
asam amino pertama merupakan bagian terpenting yang dapat menentukan aktivitas
biologiknya .aktivitas biologic HPT manusia, sapi dan babi hampir sama tetapi
secara imunologik ketiganya dapat di bedakan meskipun ketiganya dapat
mengadakan reaksi silang dengan satu macam anti bodi.
Tahun 1948
ditemukan antara beberapa kelainan klinik dengan hiperfungsiparatiroid ,misal
perubahan skelet pada pasien osteitis fibrosa sistika dengan tumor paratiroid.
Kecuali pada ca2+ plasma, HPT juga mempengaruhi fospat dan
metabolism vitamin D.gambar 28-1 memperlihatkan hubungan antara HPT
hemeostastis ca2+ plasma serta derivate vitamin D
Pada hiper paratirodisme jumlah
radio isotop l yang diserap oleh tiroid sangat meningkat, sedangkan pada pasien
hipotiroidisme jumlah tersebut berkurang, jumlah radio isotop lyang di ekresi
dalam urin berbanding terbalik dengan jumlah radio isotop l yang diserap
/ditahan oleh tiroid. Pada normotiroid kira-kira 65% dari jumlah yang
diberikann telah di ekresi dalam 24 jam padda hipotoroid 85-90% dan pada
hipertiroid 5%.
EPEK TERHADAP TIROID.
Radioisotope –l yang diberikan pada
seorang pasien ikut terpakai dalam biosintesis hormone tiroid dan terkumpul
dalam koloid seperti halnya l-non radioaktip. Sinar yang dipancarkan
mempengaruhi jaringan parenkrim sekeliling polikel.pada umumnya jaringan diluar
tiroid tidak sampai terpengaruhi oleh radiasi tersebut. Pada dosis yang rendah
sekali radio isotop 131l tidak menimbulkan gangguan fungsi tiroid yang nyata,
tetapi pada dosis yang cukup besar epek sitotoksin sinar tersebut nyata sekali.
Pada gambar histology tampak piknosis dan nekrosis sel polikel, di ikuti dengan
hilangnya koloid dan terjadinya pibrosa kelenjar. Dosis rendah umumnya hanya
merusak bagian sentral saja, sedangkan bagianperiper tetap berfungsi.
INDIKASI
Radioisotope 131l terutama
digunakan pada pasien:(1) hipertirodisme usia lanjut atau penyakit jantung; (2)
penyakit grave yang menetap atau kkambuh setellah triodektomi subtotal atau
setelah minum obat anti tiroid dalam jangka waktu lama; (3) goiter nodular
toksik;(4) goiter multi nodular non-toksik yang di sertai gejala kompresi;(5)
karsinomia tiroid; dan (6) sebagai alatdiagnostik fungsi tiroid
.
KONTRADIKSI
Bahan radioaktip tidak diberikan
selama kehamilan dan pada anak-anak. Yodium radioaktip sebaiknya diberikan
untuk pasien yang berusia lebih dari 25 atau 30 tahun.
SEDIAAN
Larutan natrium yodida 131l dapat
diberikan oral dan lv sedangkan kapsul natrium yodida 131l tersedia untuk
pemberianoral. Pada setiap sediaan biasanya disebutkan jumlah dan macam
campuran dalam larutan, dosis terapi dan sebagainya.
PEMILIHAN SEDIAAN
Tujuan
pengguanaan penghambat tiroid ialah untuk mengurangi aktivitas kelenjar tiroid
pada pasien hipertiroid. Cara lain yang dapat di tempuh untuk tujuan yang sama
adalah radiasi dan pembedahan. Dalam klinik, pemilihan cara dan obat apa yang
akan digunakan untuk terapi hipertiroidisme
tergantung dari pasien dan pasilitas yang tersedia.
Di Amerika Serikat natrium yodida 131I
lebih sering digunakan dari pada pembedahan. Antitiroid digunakan untuk
persiapan pasien dengan yang akan dioprasi terapi krisis tirotoksikosis, terapi
hipertiroidisme dengan gangguan mata, dan sebagai terapi tambahan sebelum atau
setelah terapi yodium radioaktif. Efek penghambatan tiroid oleh yodium biasanya
tidak lama bertahan dan tidak sempurna. Antitiroid digunakan bila dikehendaki
penurunan fungsi tiroid dalam waktu singkat. Efek penghambatan tiroid dari
yodium radioaktif tidak timbul segera, tetapi perlu waktu beberapa hari.
GANGGUAN FUNGSI PARATIROID
HIPOPARATIRPOIDISME
Pengangkatan atau hipofungsi
kelenjar paratiroid yang tidak diketahui sebabnya( hipoparatiroidisme
idiopatik) dapat menyebabkan suatu sindroma akibat langsung hipokalsemia atau
akibat penurunan ambang rangsang membrane yang terpolarisasi. Gejala klinik
hipoparatiroidisme akibat hipokalsemia al. titani, parestesia, spasme laring,
spasme otot dan konpulsi. Keadaan ini disebabkan karena depisiensi Ca dan
vitamin D, misalnya akibat gangguan absorpsi atau jumlahnya tidak cukup dalam
diet. Keadaan ini jarang disebabkan oleh penyakit pada kelenjar sendiri
(hipoparatiroidisme idiopatik), atau karena kelainan genetic dimana target
organnya tidak memberikan reaksi terhadap HPT (pseudohipoparatiroidisme).
Gejala
paling dini hipokalsemia al. parestesia ekstremitas pada pemeriksaan fisik
terdapat rangsangan mekanik saraf periper yang menyebabkan kontraksi otot
rangka yang bersangkutan, kemudian dapat diikuti tetani, dimana terjadi spasme
otot, terutama otot daerah karpopedal dan laring, dan konpulsi umum serta
gejala lain dari susunan saraf pusat. Diduga otot polos juga dipengaruhi
terlihat dari terjadinya spasme otot siliaris, iris, esophagus, intestinal,
kandung kemih dan bronkus. Perubahan EKG dan timbulnya takikardia menunjukkan
bahwa jantung juga dipengaruhi. Pada hipoparatiroidisme kronik, terjadi
perubahan okstrodermal yang mengakibatkan rontoknya rambut; pada kulit jari
terlihat cekung dan kuku mudah patah, kerusakan email gigi dan katarak, mungkin
terjadi gangguan psikis, berupa labilitas emosi, kegelisahan, depresi, delusi,
dan abnormalitas EEG hipoparatiroidisme dapat diatasi dengan vitamin D bila
perlu dapat juga ditambahkan Ca pada dietnya.
HIPERPARATIROIDISME
Hiperparatiroidisme
primer, dapat di sebabkan hiper sekresi kelenjar paratiroid
(hyperplasia,adenoma atau karsinoma) atau karna sekresi polipeptida yang
menyerupai HPT yang berasal dari suatu tumor. Kadang-kadang polipeptida ini
dapat dibedakan dari HPT dengan teknik imunologik.
Hiperparatiroidisma
sekunder terhadap menurunya Ca2+ plasma dapat merangsang sekresi HPT
.keadaan ini dapat terjadi pada gangguan absorpsi Ca2+ atau gangguan
pungsi ginjal. Hiper sekresi HPT,apapun penyebabnya, dapat menyebabkan gangguan
tulang seperti osteitis pibrosa generalisata atau penyakit von reckling hausen.
Umumnya haya 1/3 pasien hiperparatiroidisma mengalami perubahan tulang yang
hebat, 1/3 lainya hanya memperlihatkan dekalsipikasii ringan, dan pada pasien
lainya tidak ditemukan resorpesi tulang yang aktip pada keadaan yang terakhir
ini mungkin asupan Ca2+ cukup untuk mempertahankan keseimbangan Ca2+
. gejala ini diklasipikasi al. rasa nyeri sakit pada tulang dan persendian.
Hipsrparatiroidosme
primer tanpa konplikasi , biasanya berhubungan dengan hiperkalsiuria,
hiperpospaturia, kadang-kadang disertai poliuria dan polidipsia .kadar Ca2+
plasma mungkin normal, tetapi biassnya meningkat dan pospat menurun.
Ekresi Ca2+ dan PO4 yang menigkat, sering menyebabkan
batu ginjal. Komplikasi berat lainya al.nefrokalsinosis dipus ,dan akhirnya
insufisiensi ginjal, atau sebagai gejala sisa urolitiasis, dapat juga terjadi
gambaran perubahan kimia darah, seolah-olah terjadi hiperparatiroidisme ,yakni
hiperpopaturia , hiperkalsimia dan hipopospatemia .hiperkalsimea dapat
merupakan penyebab gejala hiperparatiroidisme, al.hipotoni otot, kelemahan otot
yang umum dan gangguan pungsi otot polos seperti konstipasi, platulens,
anoreksia, mual dan muntah, akhirnya mungkin terjadi gangguan jantung.persentasi
timbulnya ulkus peptikum dan pancreatitis, lebih tinggi pada pasien ini
daripada orang normal, dan kadang-kadang mengalami gangguan neuropsikiatri.
Pemeriksaan laboraturium yang spesipik aadalah dengan menentukan kadarHPT
plasma, tetapi hasilnya biassanya tergantung dari anti bodi yang di pakai.
Terapi hiperparatiroidismeprimer dilakukan dengan
reseksi kelenjar yang hiperplastik atau ardenoma. Pembedahan ini akan
mengembalikan pasien ke keadaan euparatiroid dan mencegah keruksakan ginjal dan
disolusi tulang lebih lanjut. Biasanya terjadi tipoparatiroidisme ;dan
diperlukan vitaminD dan diet yang mengandung Ca. bila pada seorang pasien tidak
dapat dilakukan pembedahan, dapat diberkan pospat secara oral, diet rendah
Cadan sejumlah csiran unntuk menurunkan kadar Ca plasma.
FARMAKOLOGI
HORMON PARATIROID
HPT hanya dapat diberikan secara
parenteral, pemberian oral akan dirusak enzim saluran cerna. Masa paruhnya
sekitar 20 manit, degradasinya terjadi di hepar dan ginjal.dalam darah,
sebagaiHPT terikat praksi alpa globulin plasma, ekpresinya melalui urin kurang
dari 1%
INDIKASI.
Dahulu
HPT digunakan untuk meningkatkan kadar Ca2+ plasma, akan tetapi kini hipokal
semia diatasi dengan pemberian Ca2+ dan/ atau dengan vitaminD
sutikan HPT hanya digunakan untuk diagnosis pseudohipoparatiroidisme. Pada
pasien ini terdapat resistensi target organ terhadap HPT sehingga pemberian
hormone ini tidak akan menyebabkan peningkatan Ca2+ plasma dan
ekresi pospat dan siklik AMP.
D. ESTROGEN DAN PROGESTIN, AGONIS DAN ANTAGONISNYA
Estrogen
dan progestin merupakan hormone steroid kelamin endogen yang diproduksi oleh
ovarium, kortek adrenal, testis dan plasenta pada masa kehamilan. Kedua jenis
hormon ini dan derivate sintetiknya mempunyai peranan penting pada wanitadalam
perkembangan tubuh, proses ovulasi, fertilisasi, implantasi, dan dapat
mempengaruhi metabolism lipid, karbohidrat, protein dan mineral juga berperan
penting dalam pertumbuhan tulang, spermatogenesis dan behavior.
Sekarang
telah diketahui biosintesis hormone ini di masing-masing organ, mekanisme kerja
di reseptornya pada tingkat seluler dan molecular kecuali itu, dari hasil
banyak uji klinik ,hamil, yang dikenal sebagai conjugated equine estrogen, makin banyak digunakan terutama untuk
wanita pasca menopause. Telah di perkenalkan beberapa preparat yang dapat
berefek agonis atau antagonis pada reseptor estrogen, tergantung dari jaringan
dimana hormone ini bekerja, disebut sebagai selective
estrogen reseptor modulator ( SERM ) dan digunakan untuk osteoporosis pasca
menopause. Antagonis reseptor progesteron dan beberapa derivat progesterone,
misalnya megestrol asetat, juga mulai banyak digunakan dan berguna untuk kanker
kelenjar mamae. Juga tanaman yang mengandung fitoestrogen diperkenalkan meski
masih memerlukan lebih banyak uji klinik.
ESTROGEN
Banyak
senyawa steroid dan non steroid baik alami maupun sintetik, yang mempunyai
aktivitas estrogenic.selain struktur intinya juga terdapat perbedaan dalam
halpotensi estrogeniknya dan lama kerjanya.Dietilstilbestrol ( DES ), estrogen
non steroid sintetik pertama dengan potensi estrogenic sama dengan
estradiol,dapat diberikan oral dan masa kerja lebih panjang dari estrogen
alami. Senyawa non steroid lain yang berefek estrogenic atau anti estrogenik
umumnya berasal dari tumbuhan.flavonoid, isoflavon ( mis.genistein ) dan
kumenstan dapat ditemukan di berbagai tanaman. Golongan terakhir ini dikenal
sebagai fitoestrogen. Menurut laporan genistein bersifat relative selektif terhadap
reseptor estrogen-ß ( ERß ), penelitian melalui ini masih berlangsung.
BIOSINTESIS
Estrogen
di sintesis dari androstenedion dan
testosterone secara langsung, dengan bantuan enzim aromatase atau CYP19 melalui
3 langkah proses aromatisasi cincin A. aktivitas ini dilakukan oleh
glikoprotein transmembran ( cyto chrome
P450 family of monooxygenases ) yang berada reticulum endoplasmik berbagai
sel dan diindukasi oleh gonadotropin. Sel-sel tersebut di granulose ovarium,
sel sertoli dan leidig kelenjar testis, sel stroma jaringan adipose,
sinsitiotrofoblas plasenta, tulang dan beberapa tempat di otak.
Meski
estrogen disintetis diberbagai tempat sumber utama estrogen di sirkulasi adalah
ovarium. Organ ini mengandung 17ß-hidroksisteroid dehidrogenase tipe 1 yang
memproduksi testosteron dan estradiol dari androstenedion dan estron, keduanya
merupakan reaksi timbale balik.di hepar terdapat enzim dehidrogenase tipe II
yang mengoksidasi estradiol di sirkulasi estrogen ini terkonyugasi dengan
glukoronid dan sulfat sebelum di eksresi di urin.
Pada
wanita pasca menopause, sumber estrogen utama adalah jaringan adipose dan organ
selain ovarium, sedangkan estron di sintesis dari dehidroepiandrosteron dari
korteks adrenal. Pada pria, estrogen di produksi oleh testis dan di luar gonad
dari aromatisasi C19 steroid di sirkulasi, andostenedion dan
dehidroepiandrosteron yang merupakan precursor androgen.
Meski
efek estrogenik umumnya berasal dari estrogen yang berada di sirkulasi, pada
keadaan patologis, missal pada tumor mamae, estrogen berasal dari aromatisasi
androgen atau hidrolisis estrogen yang terkonyugasi, karena ternyata pada tumor
mamae banyak di temukan enzim aromatase dan hidrolitik ini.di plasenta, estron
berasal dari dehidroepiandrosteron fetus, estriol dan derivate 16ɑ-hidroksil
nya, urin wanita hamil merupakan sumber estrogen untuk wanita pasca menopause.
FISIOLOGI DAN KHASIAT FARMAKOLOGI
PERTUMBUHAN.Estrogen sangat penting perannya pada
perubahan bentuk dan fungsi tubuh masa pubertas anak perempuan menjadi bentuk
tubuhyang karakteristik untuk wanita dewasa fungsi sek sekunder, efeknya
langsung pada pertumbuhan dan perkembangan vagina, uterus dan tuba
falopi.bersama hormone lain merangsang pertumbuhan duktuli, stroma dan
akumulasi lemak kelenjar mamae.
REGULASI NONENDOKRIN SIKLUS MENSTRUASI. Siklus
menstruasi wanita diatur oleh sistem neuro endokrin hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Suatu osilator neuronal di hipotalamus secara periodic akan menginduksi
pengeluaran gonadotropin-releasing
hormone (GnRH, hormone pemicu gonadotropin ) ke pembuluh pontral
hipotalamus-hipofisis yang akan merangsang gonadotrop dan mengsekresikan luteinizing hormone ( LH ) dan follicle stimulatinghormone ( FSH ) dari
hipofisis anterior. Kedua hormon ini menyebabkan pertumbuhan dan pematangan
folikel graff ovarium, dan juga produksi estrogen dan progesteron. Bila kedua
hormone terakhir ini kadarnya meningkat, akan menghambat sekresi hormone
hipotalamus hipofisis ( reaksi umpan balik negatif ).
EFEK STEROID GONAD SECARA KLINIK PADA SISTEM
REPRODUKSI. Selama fase folikuler ovarium atau fase prolifarasi endometrium,
estrogen akan mulai membentuk kembali endometrium dengan cara merangsang
proliferasi dan diferensiasi. Terjadi berbagai mitosis, ketebalan lapisan
endometrium bertambah dan terjadi perubahan karakteristik kelenjar dan pembuluh
darah endometrium. Proses ini dan kelanjutan efek estrogen dan progesterone
diduga sebagian besar diperantarai oleh peptide
growth factors yang mengatur kerja steroid dan reseptornya di menyebabkan sel-sel dapat memberikan respons
terhadap hormon ini pada separuh fase kedua dari suatu siklus haid ( status
luteal atau fase sekretoris ). Pada fase ini, progresteron yang bersal dari
korpus luteum kadarnya meningkat secara tajam dan estrogen juga terus
meningkat. Progesteron akan membatasi efek proliferative estrogen terhadap
endometrium dengan cara menstimulasi diferensiasi.
EFEK METABOLIK. Pada organ ini nonendokrin terdapat
reseptor estrogen ( ER ),karenanya banyak efek metaboliknya terjadi secara
langsung pada reseptor yang bersangkutan.
Efek
estrogen pada masa tulang menguntungkan, karena mengurangi proses resorpsi yang membentuk tulang. Pada usia 18-40
tahuan, pembentukan dan resorpsi tulang berlangsung seimbang sehingga total bone mass dapat dipertahankan,
sesudah usia tersebut proses resorpsi terjadi lebih cepat. Osteoklas dan
osteoblas mempunyai reseptor estrogen ( ERs ), androgen ( ARs ) dan
progesterone ( PRs ). Hormone ini menginduksi apoptosis osteoklas dan
mengantagonis efek osteoklastogenik dan pro-osteoklastik hormone paratiroid dan
interleukin-6,juga merangsang produksi leptin dari jaringan adipose. Efek utama
estrogen. Menurunkan jumlah dan aktivitas osteoklas, menyebabkan pertumbuhan
tulang dan penutupan epifisis pada wanita dan pria. Pria dengan defek ER akan
mengalami osteoporosis, epifisis tidak menutup, turnover tulang meningkat hasil observasi menunjukan bahwa
osteoporosis idiopatik pria berhubungan dengan kurangnya ekspresi ER-ɑ pada
osteoklas dan osteoblas.
Kecuali
menstimulasi sintesis enzim dan factor pertumbuhan yang penting untuk
pertumbuhan uterus dan kelenjar mamae serta diferensiasinya, hormone ini juga
mempengaruhi produksi dan aktivitas berbagai protein tubuh.
RESEPTOR DAN MEKANISME KERJA
Estrogen
mempunyai 2 jenis reseptor, ERɑ dan ERß yang berasal dari gen berbeda dan
berada dan berada di inti sel.ERɑ terdapat banyak di saluran reproduksi wanita,
uterus, vagina, ovarium dan juga di kelenjar mamae, hipotalamus, sel-sel
endotel, dan otot polos vascular. ERß letaknya menyebar,terbanyak di prostat
dan ovarium dan dalam jumlah lebih sedikit di paru, otak, dan pembuluh darah.
Sekitar 40% sekuens asam amino kedua jenis reseptor ini identik serta mempunyai
strutur domain yang umum dimiliki oleh jenis reseptor steroid lain. Fungsi
biologik reseptor ini nampaknya berlainan dan dapat memberikan respon berlainan
terhadap berbagai senyawa estrogenik,missal:ERɑ dan ERß mengikat 17-ß estradiol
dengan kekuatan yang sama sekitar 0.3 nM, sedangkan fitoestrogen genistein
terikat ERß dengan afinitas 5 kali lebih tinggi dari ikatannya pada ERɑ.
Kedua
ER merupakan ligand-activated
transcription factors yang dapat meningkatkan atau menurunkan sintesis mRNA
dari gen target. Setelah masuk sel melalui difusi pasif membran plasma, hormone
akan terikat ER di inti sel. ER yang semula merupakan monomer akan mengalami
perubahan konformasi, terjadi dimerisasi sehingga afinitas dan kecepatan target.senyawa yang bersifat antagonis juga
akan menyebabkan dimerisasi dan terikat DNA, tetapi konformasi ER yang terjadi
disini berlainan dari reseptor yang di duduki oleh agonis.
FARMAKOKINETIK
Berbagai
jenis estrogen dapat di berikan oral, parental, transdermal ataupun topical.
Karena sifatlipofiliknya absorpsi per oral baik. Ester estradiol dapat di
berikan IM, bervariasi mulai dari beberapa hari sekali sampai satu bulan
sekali. Pemberian transmedal yang diganti setiap 1-2 kali seminggu umumnya
berisi estradiol yang absorpsinya terjadi secara kontinu melalui kulit.
Umumnya
etinilestradiol, conjugated estrogen, ester
estron, dietilstilbestrol, diberikan oral. Estradiol oral, absorpsi, cepat dan lengkap, mengalami
metabolism lintas-pertama di hevar yang ekstensif, substitusi etinil pada atom
C17 dapat menghambat proses tersebut. Preparat oral lain, conjugated equine estrogen ( ester
sulfat dari estron ), equilin, senyawa alami lain dihidrolisis oleh enzim di
intestin bagian bawah hingga gugus sulfat terlepas dan estrogen diabsorpsi di
intensin. Karena adanya perbedaan dalam metabolisme menyebabkan perbedaan
potensi estrogeniknya, misalnya, etinilestradiol lebih poten dari conjugated
estrogen. Beberapa jenis bahan makanan dan produk asal tanaman, misalnya kacang
kedelai yang mengandung flavonoid genistein, dan kumestan diduga mempunyai efek
estogenik, tetapi hal ini membutuhkan pembuktian klinik.
Transdermal estradiol patch. Penglepasan hormon berlangsung lambat, kontinu,
distribusi sistemik, kadar dalam darah lebih konstant daripada per oral. Cara
pemberian ini juga tidak menyebabkan kadar tinggi dalam darah yang dapat
mencapaisirkulasi portal, mungkin inilah yang menyebabkan efeknya pada profil
lipid berbeda.
Absorpsi estradiol valerat atau
estradiol sipionat setelah pemberian dosistunggal IM, berjalan lambat sampai
beberapa minggu, karenanya pemberiannya 1-4 minggu sekali. Di
dalam darah umumnya estrogen alami terikat globulin pengikat hormon kelamin
steroid dan sedikit terikat albumin. Sebaiknya etinilestradiol terikat albumin
dan tidak terikat SSBG. Karena ukuran molekul dan sifat lipofiliknya, estrogen
yang bebas akan mudah keluar dari plasma dan akan didistribusi secara ekstensif
ke kompartemen jaringan. Jenis hormone ini mengalami metabolism cepat dan
ekstensif, masa paruh plasma hanya beberapa menit.
INDIKASI
Sebagai
kontrasepsi. Sebagai ERT atau HRT ( hormone replacement therapy ) pada wanita
pasca menopause. Tidak semua wanita pasca menopause membutuhkan ERT/HRT.
Berkurangnya sekresi estrogen dari ovarium berlangsu lambat dan bergradasi yang
berlangsung kontinu sampai beberapa tahun setelah haid berhenti. Umumnya hal
ini terjadi pada menopause primer ( akibat usia lanjut ), tetapi bila menopause
terjadi akibat oovorektomi ( menopause sekunder ) maka menurunnya estrogen
terjadi tiba-tiba. Menopause menyebabkan gejala dini. Rasa panas dimuka (
gejala vasomotor, hotflushes ), insomnia bahkan mungkin gelisah. Bila gejala ini hebat hingga mengganggu aktivitas
sehari-sehari, dapat diberi ERT. Penggunaan ERT dari awal menopause memang
dapat mencegah gejala yang lebih serius. Gangguan klasifikasi tulang,
osteoporosis yang beresiko terjadinya fraktur meski hanya dengan trauma ringan.
Tetapi penggunaan estrogen saja jangka lama ( > 5 tahun ) berisiko timbulnya
proliferasi endometrium berlebihan dan mungkin kanker endometrium. Karenanya
diberikan bersama progesteron atau progestin untuk mencegah proliferasi
berlebihan pada mereka yang masih mempunyai uterus. Perlu diingat penggunaan
ERT + progestin jangka waktu lebih dari 4-5 tahun dapat berisiko timbulnya
kanker mamae.
Defisiensi estrogen akibat defisiensi
fungsi hipofisis, hipotalamus, dan gonad, yang bukan di sebabkan memopause,
seperti pada sindroma tunner, akibat disgenesia ovarium dandwarfism, akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan genital, kelenjar mamae, rambut pubis, dan
aksila.
SEDIAAN DAN DOSIS
Estriol, tablet 1 dan 2 mg, masa-kerja
singkat karena ikatannya pada sel target singkat, afinitas terhadap protein
plasma rendah, cepat dieliminasi dari tubuh, dosis 2-4 tablet sehari, estradiol
valerat tab 2 mg, dosis 1 tab sehari 17ß estradiol patch 100 μg/hari,
Etinilestradiol tab 50 μg, masa kerja lebih panjang, dosis ½-1 tablet sehari,
estropipat (Na-estron sulfat ) 0.625 mg, dosis 1 a 2 tab sehari. Semua ini
digunakan pada defisiensi estrogen, osteoporosis pascamenopause.
Untuk kontrasepsi, lihat
preparat kontrasepsi hormonal.
EFEK SAMPING
Reaksi
yang sering timbul, gangguan siklus haid, mual atau bahkan muntah, rasa
kembung, edema, berat badan bertambah. Yang lebih serius pusing, migren,
kloasma terutama pada kulit muka, peningkatan tekanan darah, thrombosis,
proliferasi endometrium atau varises. Estrogen dapat meningkatan kadar globulin
peningkatan tiroid. Pasien dengan fungsi tiroid normal dapat mengkompensasi
keadaan ini dengan membentuk lebih banyak hormone tiroid hingga kadar T3 dan T4
serum normal. Tetapi pasien dengan thyroid
hormone replacement therapy bila menggunakan estrogen akan membutuhkan
dosis tiroid lebih tinggi. Kadar tiroid bebas pada pasien ini harus dimonitor
agar kadarnya berada dalam kisaran yang normal.
Penggunaan
estrogen atau estrogen + prostin pernah dihubungkan dengan meningkatnya risiko
kejadian infrak miokard dan stroke, thrombosis vena dan emboli paru. Bila
timbul gejala atau ada suspek penyakit tersebut penggunaanya harus segera di
hentikan.
KONTRAINDIKASI
Wanita
hamil atau menyusui, gangguan fungsi hepar, riwayat thrombosis atau emboli,
hipertensi, penyakit jantung, perdarahan vagina yang belum jelas penyebabnya,
adenoma mamae atau adanya tumor pada alat reproduksi.
INTERAKSI
Estradiol
sebagian dimetabolisme oleh isozim CYP3A4. Penggunaan bersama obat yang dapat
merangsang isozim tersebut, missal fenobarbital, karbamazepin, ripamfisin dapat
mempercepat metabolism sehingga dapat menurunkan efek terapinya atau
mempengaruhi propel siklus haid yang normal. Inhibitor isozim 3A4, seperti
eritrosim, klaritromisin, ketokonazol, itrakonazol dan jus anggur dapat
meningkatkan kadar estrogen darah dan dapat menyebabkan timbulnya efek samping.
ANTIESTROGEN DAN SELECTIVE ESTROGEN RECEPTOR
MODULATOR ( SERM )
ANTI
ESTROGEN
klomifen
Klomifen, suatu trifeniletilen derivate 7ɑ-alkilamide
estradiol, bersifat antagonis murni estrogen pada semua jaringan. Pada jaringan
klomifen terikat pada ligand-binding
pocket dari ERɑ dan ERß, akan menghambat aktivitas P-glioprotein, gene expression of aromatase, IGF-1 dan
insulin receptor substrate-1. Pada ERɑ klomifen meningkatkan degradasi
proteolik intraseluler sedangkan pada ERß berefek terhadap degrasi.
Dari beberapa penilitian telah terbukti bahwa
klomifen dapat meningkatkan amplitido sekresi LH dan FSH tanpa mempengaruhi
frekuensi sekresinya yang umumnya bersifat pulfasif. Ini menandakan bahwa
klomifen bekerja di hipofisis anterior untuk menghambat umpan-balik negative
estrogen terhadap sekresi gonadotropin dan menambahkan pulsasi sekresi GnRH
dari hipotalamus sehingga dapat merangsang ovulasi. Karenanya prepapat ini
diindikasikan untuk infertilitas wanita akibat siklus haid anovulatoar, tetapi
dengan syarat tidak mempunyai kelainan organic pada sumbu
hipotalamus-hipofisis-ovariumnya. Pada pria pernah digunakan juga untuk
merangsang gonadotropin dan menambah spermatogenesis, dan dibutuhkan waktu yang
lebih lama ( 40-90 hari ) daripada untuk wanita penggunaan klinis untuk
infertilitas pria masih membutuhkan lebih banyak uji klinik. Cochreane subfertility review group mengevaluasi
uji klinik klomifen untuk pria subfertil akibat oligo atau asterno sperma
idiopotik.
Selective
estrogen receptor ( serm )
Dengan kemajuan di bidang teknologi genetic telah
memungkinkan pengembangan obat yang kerjanya unik, di satu organ sebagai agonis
dan organ lain antagonis estrogen. Golongan ini di kenal sebagai SERM.senyawa
ini bertujuan untuk mendapatkan efek estrogenic yang menguntungkan tanpa efek
yang merugikan di jaringan lain seperti mamae.
Tamoksifen
Preparat ini merupakan golongan trifeniletilen yang
berasal dari initi stilben seperti dietilstilbestrol. Tamoksifen berefek anti
estrogenic di kelenjar mamae dan agonis estrogen di tulang dan endometrium.
Pada wanita pasca menopause. Preperat ini menguranginbone turnover dan bone loss,
sedangkan data untuk mencegah fraktur masih kurang.
Efek samping hot-flushed, mual, thrombosis pernah di
laporkan karena berefek agonis estrogen di endometrium penggunaan jangka
panjang tamoksifen dapat meningkatkan risiko kanker endometrium.
Rolaksifen
Rolaksifen merupakan hormone nonsteroid, bekerja
pada ERɑ dan ERß, sebagai agonis dan antagonis. Variasi efek di duga karena
adanya variasi reseptor estrogen dan jumlahnya berbeda di jaringan yang
berbeda. Missal ER lebih banyak dari ERɑ di tulaang, prostat, hipokampus.
Bersifat agonis estrogen di tulang, lipid darah, endotel vascular, di duga
karena mempunyai inti benzotiofen.
PROGESTERON
Progesterone
merupakan hormone steroid kelamin alamiah yang di produksi di tempat yang sama
dengan estrogen. Direvat sintetiknya golongan progestin, merupakan hasil
modifikasi stuktur testosterone tanpa atom C19 atau derivate 19-nontestosteron.
Sintesis
Dan Sekresi
Progesterone
di sekresi oleh ovariumbterutama dari korpus luteum selama fase pertengahan
kedua siklus menstruasi. Sekresi di mulai tempat sebelum ovulasi kecuali
ovarium, hormone ini juga sintetis di testis, kortek adrenal dan placenta.
Kecepatan sekresinya mulai dari beberapa mg sehari selama fase folikuler dan
meningkatbsampai 10-20 mg pada fase luteal, mencapai beberapa ratus mg pda masa
akhir kehamilan.
Fisiologi
Dan Khasiat Farmakologi
SALURAN
REPRODUKSI. Progesterone pada fase luteal akan
mengendalikan efek plolifirasi estrogen pada endometrium dan terjadi fase
sekretoris. Hormone ini menyebabkan secret kelenjar endoserviks lebih kental
dan lebih sedikit hal ini dapat mempersulit penetrasi sperma. Kecuali
pematangan vagina akan berubah seperti pada kehamilan dan keadaan ini dapat di
ketahui dengan pemeriksaan sitologi hapus vagina.
KELENJAR
MAMAE. Selama fase kehamila dan fase luteal
siklus haid, progesterone dan estrogen menyebabkan plorifirasi asini kelenjar
mamae. Pada fase folikuler
aktivitas mitosis efitel kelenjar berlangsung sangat lambat dan mencapai puncak
fase luteal.
SUSUNAN SARAF PUSAT. Suhu
tubuh wanita selama suatu siklus haid akan meningkat 10F pada
pertengahan siklus, hal ini di hubungkan di waktu dimana terjadi ovulasi.
Kenaikan suhu ini di sebabkan oleh progresteron dan berlangsung sampai terjadi
perdarahan haid. Progesteron menyebabkan rasa kantuk mungkin karena efek
depresan dan hipnosis pada SSP.
EFEK METABOLIK. Progesteron
dapat meningkatkan insulin bersal atau setelah makan karbohidrat, tetapi tidak
menyebabkan perubahan toleransi glukosa, kecuali penggunaan jangka panjang
progestin yang poten. Hormon ini dapat merangsang aktivitas enzim lipoprotein
lifase dan nampaknya menambah deposit
lemak.
MEKANISME KERJA. Di dalam gen
progesteron hanya mempunyai reseptor tunggal ( PR ) yang memproduksi dua
isofrom, PR-A dan PR-B. keduanya mempunyai ligand-binding domain yang identik,
tidak berbeda seperti yang dimiliki isofrom ER. Pada keadaan tanpa ligand, PR
berbeda di inti dalam bentuk monomerik terikat inaktif dengan heat-s hock
protein, apabila telah terikat progesteron terlepas dan reseptor meprofolifase
dan kemudian membentuk dimer yang terikat dengan selektif tinggi PREs pada gen
target.
FARMAKOKINETIK
Progesteron oral akan mengalami
metebolisme lintas pertama di hepar, karenanya bioavailabilitas oralnya rendah
dan lebih banyak di gunakan IM atau suppositoria vaginal atau diberikan bersama
alat kontrasepsi dalam rahim. Derivat progestin asetat dapat diberikan oral
karena metabolisme hepar lebih sedikit dari progesteron alami, masa kerja lebih
panjang, 7-24 jam karenanya cukup diberikan 1 x sehari.
INDIKASI
Kontrasepsi lihat di sub kontrasepsi,
wanita pascamenopause, kombinasi dengan estrogen, abortus iminens, ancaman
lahir prematur, kanker endometrium, pendarahan fungsional endometrium. Derivat
progestin lebih digunakan untuk terapi paliatif karsinima endometrium yang
telah bermetatasis, megestrol asetat sebagai terapi ini kedua untuk karsinoma
mamae.
PREPARAT
Jenis preparat untuk kontrasepsi
hormonal tablet noretisteron 5 mg. MPA 5 mg. allilestenol 5 mg.
ANTIPROGESTIN
Antiprogestin
baru dikenal sekitar 1981an, yang sebelumnya dikenal sebagai antagonis
glukokortikoid / RU486. Preparat ini berbeda di beberapa Negara dengan indikasi
terminasi kehamilan dan pada tahun 2000 FDA menyetujui penggunaan di USA.
KONTRASEPSI HORMONAL
Kontrasepsi
adalah tindakan untuk mencegah konsepsi atau mencegah kehamilan. Dikenal
berbagai cara yang dapat mencegah konsepsi, penggunaan kondom pada pria atau
alat kontrasepsi dalam rahim, tindakan sterilisasi, atau penggunaan kontrasepsi
hormonal. Cara terakhir.
JENIS KONTRASEPSI HORMONAL
Sampai
sekarang baru dikenal kontrasepsi hormonal ( KH ) wanita. Untuk pria belum ada
yang dapat diterima oleh pria. Dalam hal KH, kecuali harus efektif dan relative
aman, juga harus mudah digunakan dan di terimabaik oleh pria maupun wanita.
Dikenal 3 cara pemberian KH wanita:
1. Oral.
2. Suntikan.
3. Implant
subkutan.s
E. ANDROGEN
KIMIA DAN BIOSINTETIS
Andrigen
adalah hormon steroid yang rumus
kimianya yang berciri 19 atom C dengan inti steroid. Di samping antrogen terdapat
pula prekursor androgen yang di sebut juga proan drogen.kadar testosteron dalam
plasma relatif tinggi pada masa 3 kefidupan laki-laki, yaitu pada tahap enbrio
ketika sedang deferensiasi fenotif,
mulai usia 6 bulan sampai pubertas kadarnya < 50 ng/ Dl
FAAL DAN FARMAKODINAMIK
Fungsi antrogen tergantung periode
kehidupan laki-laki. Pada masa embrional (12-18 minggu) fungsinya ialah
pembentukan penotif laki laki pada masa noenatus di duga fungsinya ialah organisasi dan
penandaan susunan saraf pusat dalam hal
tingkah laku dan fungsi seksual laki laki
pada pubertas fungsinya adalah menggubah laki-laki menjadi dewasa baik
dalam pertumbuhan dan perkembangan tulang dan rangka.
MEKANISME KERJA
Testosteron bebas dari plasm ayang masuk
ke sel target dengan cara difusi, tergantung jaringan dan fungsi sel yang di
masukan testosteron yang dapat di masiukan langsung sebagai endrogen melalui
ikatan dengan reseptor androgenatau berubah dahulu menjadi DHT kemudian akan
berikatan dengan reseptor androgen yang sama dengan anfinitas yang lebih
tinggi.
FARMAKOKINETIK
Testosteron dalam pelarutan minyak yang di
suntikan diabsorsi lebih cepat sehingga efeknya lemah, testosteron dalam bentuk
ester kurang polar di bandingkam betuk bebasnya
sehingga dalam larutan miyak suntikan intramuskular akan di absorsi
lebih lambat dan masa kerjanya akanlebih panjang.
SEDIAAN DAN INDIKASI
Sediaan
androgen yang di gunakan dalam klinik untuk efek androgen dapat di lihat di
tabel sedangkan pada tabel 30-2 dapat diliat sedianya untuk efek anaboliknya
dan di sebut anaroid anabolik,
efek anabolik dari efek androgen ternyata tidak berhasil pada manusia efek
samping androgen ternyata tetap meyertai efek anabolik yang di tuju
TERAPISUBTITUSI
dosis
yang di perlukan paling sedikit setara 10 mg testosteron ini bisa
didapat misalnya pemberian
testosteron propionat 25 mg tiga kali seminggu bentuk ester kerja
panjang spionat atau anatat dapat diberikan tiap 2-3 minggu sebesar
200mg
EDEMA ANGIONNEUROTIK HEREDITER steroid 17 allkil efektif untuk penggobatan
edema , aktivitas hal ini sama dengan untuk perempuan dan laki laki steroid 17
alkil meningkatkan kadar plasma glikoprotein
yang di sentesi di hepar termasuk
beberapa faktor pembekuan dan inhibitor implemen
EFEK SAMPING
steroid 17 alkil terhadap fungsi hepar steroid bersifat androgen lemah
misalnya danazol tidak kalah kuatnya di
bamdimh androgen
OSTEOPOROSIS
androgen
haya bermangfaat untuk osteoporosis yang di sebabkan oleh defisiensi
androgen kegunaan pada osteoporosis jenis lain belum tebukti pada
perempuan
kegunaan di kalahkan oleh estrogen sebab
androgen terbukti tidak bermangfaat dari pada entrogen sedangkan efek
masulinisasi menggangu
INFERTILITAS pada infertilitas akibat hipogonadisme
sekunder di perlukan gonadotropin untuk merangsang dan mempertahankan
spermatogenesis testosteron di gunaskan untuk terapi infertilitas yang di
sebabkan oleh oligossperma idiopatik sediaan depot (testosteron enantat atau
sipionat 200 mg) di suntikan IM sekali seminggu selama 12-20 minggu. Keberhasilan
bervariasi tetapi tidak melebihi 40% beberama kelemahan terapi ini ialah : (1)
masa terapi panjang dan hasilnya baru terlihat 3-4 bulan setelah yterapi di
hentikan; (2) perbaikan produksi sperma hanya bertahan selama 2-3 bulan; dan
(3) ada kemungkinan terjadi depresi spermatogenesis yang menetap
KELAINAN GINEKOLOGIS androgen dahulu di gunakan untuk
kelainan ginekologis misalnya pendarahan uterus, dismenore dan menopause,
tetapi saat ini pilihan jatuh pada estrogen dan atau progestin androgen tidak
di anjurkan untuk menghentikan pendarahan uterus yang di sebabkan oleh
pemberian estrogen.
EFEK SAMPING DAN INTERAKSI OBAT
MASKULINISASI pada perempuan
semua sediaan androgen berefek maskulinisasi
gejala dini ialah pertumbuhan kumis ,akne,merendahnya nada suara
gangguan menstruasi akan terjadi bila sekresi gonadotropin
terhambat.gejala-gejala ini dapat hilang bila penggunaan androgen segera
dihentikan.
FEMINISASI efek samping ginekomastia cenderung terjadi pada laki- laki ,terutama
yang ada gangguan hepar hal ini mungkin berhubungan dengan aromatisasi androgen
menjadi estrogen ,sebab pemberian esters testosteren meningkatkan
kadar estrogen plasma pada
laki–laki diketahui bahwa enzim
aromatisasi efek samping ini tidak terjadi pada penggunaan steroid yang di
reduksi pada posisi 5 misalnya oksandrolon
bisa jadi materi ini bro
BalasHapusTu mteri fisiologi
BalasHapus