BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Unsur-unsur kimia pada sel hidup mengalami berbagai proses dan reaksi. Pada
setiap reaksi kimia organik dibutuhkan katalisator untuk mempercepat reaksi kimia.
Enzim memiliki fungsi sebagai biokatalisator yaitu mempercepat proses suatu reaksi
kimia tanpa ikut terlibat dalam reaksi tersebut. Maksudnya, enzim tidak ikut berubah menjadi produk melainkan akan kembali ke bentuk asalnya setelah reaksi kimia selesai. Enzim mengubah molekul awal zat, substrat,
menjadi hasil reaksi yang molekulnya berbeda dari molekul awal (produk).
Enzim
merupakan zat yang paling menarik dan penting di alam. Pertama, sangat penting
untuk menyadari bahwa enzim bukanlah benda hidup. Mereka benda mati, sama
seperti mineral. Tapi juga tidak seperti mineral, mereka dibuat oleh sel hidup.
Enzim adalah benda tak hidup yang diproduksi oleh sel hidup.
Oleh karena itu, enzim sudah tidak diragukan memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan. Tidak hanya dalam kehidupan manusia, tetapi bagi hewan dan tumbuhan. Bahkan
bisa dikatakan bahwa enzim berperan penting dalam kelangsungan alam ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah
perkembangan enzim?
2. Apa pengertian
enzim?
3. Bagaimana tata
nama, klasifikasi dan spesifikasi enzim?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui
sejarah perkembangan enzim.
2. Untuk mengetahui
pengertian, tata nama, klasifikasi, dan spesifikasi enzim.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Enzim
Hal-hal yang berkaitan dengan enzim
dipelajari dalam enzimologi.
Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari sebagai satu jurusan
tersendiri, tetapi
sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama
dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.
Pada akhir tahun 1700-an dan awal tahun 1800-an, pencernaan
daging oleh sekresi
perut dan konversi pati menjadi gula oleh ekstrak tumbuhan dan ludah telah diketahui. Namun, mekanisme bagaimana hal ini terjadi belum
diidentifikasi.
Pada abad ke-19, ketika mengkaji fermentasi gula menjadi alkohol
oleh ragi, Louis Pasteur menyimpulkan bahwa fermentasi ini dikatalisasi oleh
gaya dorong vital yang terdapat dalam sel ragi, disebut sebagai "ferment", dan diperkirakan hanya
berfungsi dalam tubuh organisme hidup. Ia menulis bahwa "fermentasi
alkoholik adalah peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan dan organisasi sel
ragi, dan bukannya kematian ataupun putrefaksi sel tersebut."
Pada tahun 1878, ahli
fisiologi Jerman Wilhelm Kühne (1837–1900) pertama kali menggunakan
istilah "enzyme", yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "dalam bahan
pengembang" (ragi), untuk menjelaskan proses ini. Kata "enzyme"
kemudian digunakan untuk merujuk pada zat mati seperti pepsin, dan
kata ferment digunakan untuk merujuk pada aktivitas kimiawi yang dihasilkan oleh
organisme hidup.
Pada tahun 1897, Eduard Buchner memulai kajiannya mengenai kemampuan
ekstrak ragi untuk memfermentasi gula walaupun ia tidak terdapat pada sel ragi
yang hidup. Pada sederet eksperimen di Universitas
Berlin, ia menemukan
bahwa gula difermentasi bahkan apabila sel ragi tidak terdapat pada campuran. Ia menamai enzim yang memfermentasi
sukrosa sebagai "zymase" (zimase). Pada
tahun 1907, ia menerima penghargaan nobel dalam
bidang kimia atas
riset biokimia dan penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya. Mengikuti
praktek Buchner, enzim biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang dikatalisasi
oleh enzim tersebut. Umumnya, untuk mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran -ase ditambahkan pada nama substrat enzim tersebut (contohnya: laktase, merupakan enzim yang mengurai laktosa) ataupun pada jenis reaksi yang
dikatalisasi (contoh: DNA polimerase yang menghasilkan polimer DNA).
Penemuan bahwa enzim dapat
bekerja diluar sel hidup mendorong penelitian pada sifat-sifat biokimia enzim
tersebut. Banyak peneliti awal menemukan bahwa aktivitas enzim diasosiasikan
dengan protein, namun beberapa ilmuwan seperti Richard
Willstätter berargumen bahwa proten hanyalah bertindak sebagai
pembawa enzim dan protein sendiri tidak dapat melakukan katalisis. Namun, pada
tahun 1926, James B. Sumner berhasil mengkristalisasienzim urease dan menunjukkan bahwa ia
merupakan protein murni. Kesimpulannya adalah bahwa protein murni dapat berupa
enzim dan hal ini secara tuntas dibuktikan oleh Northrop dan Stanley yang meneliti enzim pencernaan pepsin
(1930), tripsin, dan kimotripsin. Ketiga ilmuwan ini meraih penghargaan Nobel
tahun 1946 pada bidang kimia.
Penemuan bahwa enzim dapat
dikristalisasi pada akhirnya mengijinkan struktur enzim ditentukan melalui kristalografi sinar-X. Metode ini pertama kali diterapkan pada lisozim, enzim yang ditemukan pada air mata,
air ludah, dan telur putih, yang mencerna lapisan pelindung beberapa bakteri.
Struktur enzim ini dipecahkan oleh sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh David Chilton Phillips dan dipublikasikan pada tahun 1965. Struktur lisozim dalam resolusi tinggi
ini menandai dimulainya bidang biologi struktural dan usaha untuk memahami bagaimana
enzim bekerja pada tingkat atom.
B. Pengertian Enzim
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di
dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan
dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi
dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan
protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut
sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul
yang berbeda, disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada
suatu kondisi/zat, yang disebut promoter.
Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup
cepat dalam suatu arah lintasan
metabolisme yang
ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
C. Tata Nama Enzim
Nama enzim sering
kali diturunkan dari nama substrat ataupun reaksi kimia yang ia kataliskan
dengan akhiran -ase.
Misalnya :
·
Enzim
yang mengkatalisis pati (amilum ) diberi nama amilase.
·
Enzim
yang mengkatalisis lemak (lipos) diberi nama lipase.
·
Enzim
yang mengkatalisis protein diberi
nama proteinase
Atau diberikan nama sesuai dengan
tipe reaksi kimia, misalnya :
dehidrogenase, oksidase,dekarboksilase asilase
esterase dll.
D.
Klasifikasi Enzim
-
-
-
EC
4 Liase:
memutuskan berbagai ikatan kimia selain melalui hidrolisis dan oksidasi
EC
5 Isomerase:
mengatalisis isomerisasi
sebuah molekul tunggal
-
E. Spesifikasi Enzim
Beberapa enzim yang menunjukkan akurasi dan
kespesifikan tertinggi terlibat dalam pengkopian dan pengekspresiangenom. Enzim-enzim ini memiliki mekanisme "sistem
pengecekan ulang. Enzim seperti DNA
polimerase mengatalisasi reaksi
pada langkah pertama dan mengecek apakah produk reaksinya benar pada langkah
kedua. Proses dwi-langkah ini menurunkan laju kesalahan dengan 1 kesalahan
untuk setiap 100 juta reaksi pada polimerase mamalia. Mekanisme yang sama juga dapat ditemukan pada RNA polimerase, aminoasil
tRNA sintetase
dan ribosom.
Beberapa enzim yang menghasilkan metabolit sekunder dikatakan sebagai "tidak pilih-pilih",
yakni bahwa ia dapat bekerja pada berbagai jenis substrat yang berbeda-beda.
Diajukan bahwa kespesifikan substrat yang sangat luas ini sangat penting
terhadap evolusi lintasan biosintetik yang baru.
Ø Model "kunci dan gembok"
Enzim sangatlah spesifik. Pada tahun 1894, Emil Fischer mengajukan bahwa hal ini dikarenakan baik enzim dan
substrat memiliki bentuk geometri yang saling memenuhi. Hal ini sering dirujuk
sebagai model "Kunci dan Gembok". Manakala model ini menjelaskan
kespesifikan enzim, ia gagal dalam menjelaskan stabilisasi keadaan transisi
yang dicapai oleh enzim. Model ini telah dibuktikan tidak akurat, dan model
ketepatan induksilah yang sekarang paling banyak diterima.
Ø
Model Ketepatan Induksi
Pada tahun 1958, Daniel
Koshland mengajukan
modifikasi model kunci dan gembok: oleh karena enzim memiliki struktur yang
fleksibel, tapak aktif secara terus menerus berubah bentuknya sesuai dengan
interaksi antara enzim dan substrat. Akibatnya, substrat tidak berikatan dengan
tapak aktif yang kaku. Orientasi rantai samping asam amino berubah sesuai dengan substrat dan
mengijinkan enzim untuk menjalankan fungsi katalitiknya. Pada beberapa kasus,
misalnya glikosidase, molekul substrat juga berubah sedikit ketika ia memasuki
tapak aktif. Tapak aktif akan terus berubah bentuknya sampai substrat terikat
secara sepenuhnya, yang mana bentuk akhir dan muatan enzim ditentukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Enzim adalah senyawa organik yang berperan sebagai
katalis yaitu untuk mempercepat proses dan reaksi kimia yang sedang
berlangsung. Enzim bekerja secara spesifik pada satu jenis substrat. Namun, ada
satu enzim yang dapat bekerja pada beberapa jenis substrat. Enzim sangat
berguna untuk bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Oleh karena itu, keberadaan
enzim sangat dibutuhkan untuk kelangsungan kehidupan di alam ini.
sabar ea ^_^
BalasHapus